Selain itu, guru pendidikan agama dan akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan memberikan pencerahan.
"Kemenag libatkan 9 ribu penghulu dan 50 ribu penyuluh agama dalam edukasi isu kesehatan melalui khutbah, ceramah, dan tausiyah keagamaan,” tandas Wibowo.
“Penghulu dan penyuluh agama umumnya adalah tokoh masyarakat, sehingga suara mereka lebih didengar, apalagi menyampaikan masalah stunting dalam bahasa agama," lanjutnya.
Selain itu, Stafsus Wibowo juga mengatakan bahwa Kemenag juga menjalin kerja sama dengan BKKBN dan BRIN dalam upaya pencegahan stunting.
“Sejak dahulu dengan mengedukasi calon pengantin melalui bimbingan perkawinan," ujarnya.
Menurut Stafsus Wibowo, Kemenag telah mengkader 3.200 fasilitator Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin (Bimwin Catin) dan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS).
Hal ini karena mulai akhir Juli 2024, Kemenag wajibkan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin.
"Melalui sinergi lintas K/L, alhamdulillah prevalensi stunting di Indonesia terus menurun: 27,67% di 2020, 24,4% di 2021, dan 21,6% di 2022,” ujar Wibowo.
“Standar rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi di bawah 20 persen. Target pemerintah pada 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%," sambungnya.
Load more