Meskipun Leha akui dirinya menghadapi orang BP Batam dengan tenag. Namun, tetap saja kepiluan itu tetap dirasakan.
"Ibu hadapi lah dengan tengan, sampek polisi tadi menanyakan soal mendaftar untuk relokasi dan katanya masih punya waktu sampai tanggal 20-an," ujar Leha.
Kemudian, ditanya alasan mengapa Leha menangis. Ia pun mengutarakan keluhannya dengan kata yang terbata-bata.
"Sedih nak, kita itu sudah turun menurun tinggal di sini. Mamak ibu lahir di sini, ibu lahir di sini, bila meninggalkan kampung ini tentu sedih," kata Leha.
Apalagi Leha akui pada zaman dahulu orang tuanya pernah melawan Belanda di tanah Rempang. Lepas mengusir Belanda, orang tuanya juga pernah berperang dengan Jepang.
Namun, kenyataan pahit kini datang, ia dengan cucu-cucunya serta warga Rempang kini malah diusir oleh negeri sendiri.
"Kayak mana itu, betul-betul sakit dan tak bisa dibayangkan lagi sakitnya ini," ungkap Leha sambil mengusap air matanya.
Load more