- Kolase tvOnenews
Wipawee Srithong Sampai Tak Mau Pakai Nomor 8 di Red Sparks Demi Hormati Megawati Hangestri? Ternyata...
tvOnenews.com - Wipawee Srithong kemungkinan tidak akan menggunakan nomor punggung peninggalan Megawati Hangestri yakni delapan di Red Sparks musim depan.
Apalagi, Megawati Hangestri sebelumnya pernah titip pesan kepada Ko Hee-jin agar nomor delapan tidak diberikan untuk pemain Red Sparks lainnya.
Red Sparks perlahan-lahan mulai move on dari sosok Megawati Hangestri. Dalam Asian Draft Quarter V-League 2025/2026, mereka sudah menemukan pengganti Mega.
Adalah Wipawee Srithong, mantan Outside Hitter Suwon Hyundai E&C Hillstate di V-League musim lalu yang diketahui berasal dari Thailand.
Beda dari Megawati Hangestri, Wipawee Srithong akan menempati peran sebagai Outside Hitter, di mana dia bakal fokus membantu pertahanan.
Sementara itu, Red Sparks kini mengalihkan peran Opposite kepada pemain asing setelah dalam dua musim terakhir dijalankan oleh Megawati Hangestri.
Pelatih Ko Hee-jin sempat menuai kritik tajam dari fans Red Sparks ketika memilih Wipawee Srithong sebagai suksesor Megawati Hangestri dalam kuota Asia.
- KOVO
Hal ini karena Wipawee Srithong tengah mengalami cedera sejak pertengahan musim lalu saat membela klubnya yaitu Suwon Hyundai E&C Hillstate.
Tapi, Ko Hee-jin punya alasan lain. Menurutnya, sepeninggal Megawati Hangestri, hanya Wipawee Srithong saja yang lebih baik di kuota Asia.
“Kita harus menyeleksi pemain melalui sistem seleksi. Saya belum pernah melihat pemain yang lebih baik dari Wipawee,” kata Ko Hee-jin dikutip dari The Spike.
Di sisi lain, sebelum pulang ke Indonesia, Megawati Hangestri meminta Ko Hee-jin agar nomor punggung delapan di Red Sparks tidak diberikan kepada pemain lain.
“Nomor delapan-nya jangan dipakai ya?,“ pinta Mega kepada Ko Hee-jin.
Tanpa berpikir panjang, Ko Hee-jin yang menganggap Megawati Hangestri seperti putrinya langsung menyanggupi permintaan tersebut.
“Oke, oke, oke,“ jawab pelatih Red Sparks itu melansir dari YouTube SBS Sports.
Kendati demikian, Megawati Hangestri mengatakan bahwa permintaan itu hanyalah sebatas gurauan saja, bukan persoalan yang cukup serius.