- Tangkapan layar YouTube First Shof Media Indonesia
Ketika Ibu Selalu Cemburu pada Istri Anaknya, Siapa yang Wajib Diprioritaskan? Ustaz Hilman Fauzi Menjawab Sebaiknya...
tvOnenews.com - Dalam kehidupan rumah tangga, tidak sedikit seorang anak telah menjadi suami harus dilema ketika seorang ibu merasa cemburu pada istri.
Situasi sang ibu merasa tersaingi oleh istri bisa mengakibatkan keretakan rumah tangga. Sebab ketegangan akan selalu bergejolak, sehingga membuat suami serba salah.
Rata-rata faktor seorang ibu cemburu terhadap istri, sebab sang anak sejak menikah memprioritaskan perannya sebagai suami. Akibatnya, perhatian kepada ibu terus memudar sehingga menimbulkan gejolak merasa tersaingi.
Pasalnya kedudukan ibu dan istri sangat mulia. Seorang suami yang memperhatikan mereka telah menunjukkan baktinya.
Mengenai cara seorang anak yang telah berstatus suami menyikapi hal ini, siapa yang didahulukan? Apakah harus memprioritaskan ibu atau istri?
- Freepik
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube First Shof Media Indonesia, Sabtu (15/11/2025), berikut penjelasan Ustaz Hilman Fauzi soal prioritas suami saat ibu cemburu sama istri.
Pembahasan ini bermula dari seorang jemaah bertanya kepada Ustaz Hilman Fauzi. Ia curhat selalu memuliakan hingga memberangkatkan sang ibu umrah. Hal itu terjadi sebelum dirinya menikah.
"Mau curhat aja A. Ibuku cemburu sama istriku. Sebelum menikah, saya itu Alhamdulillah, walaupun kehidupan sulit saat kecil, tapi setelah saya bekerja selalu memenuhi kebutuhan ibu saya. Alhamdulillah juga berangkatkan umrah karena waktu itu masih bujang," curhat jemaah tersebut kepada Ustaz Hilman Fauzi.
"Setelah saya menikah, inilah kecemburuan ibu saya ada. Dia mungkin 'kok kamu beda sama yang dulu'. Mungkin karena keterbatasan saya juga karena nggak mau nyakitin dua wanita hebat itu. Saya menyikapinya seperti apa?," tanya jemaah itu.
Ustaz Hilman Fauzi menjelaskan kondisi seperti ini memang menjadi tantangan. Apalagi bagi seorang ibu yang memiliki anak laki-laki.
Ketika anak laki-laki tersebut telah menikah dan harus menjalankan tanggung jawab sebagai seorang suami kepada istri, tetap saja status mereka belum berubah di mata ibunya.
"Sampai kapanpun anak laki-laki itu milik ibunya," ujar Ustaz Hilman Fauzi.