Iran Syiah tapi Serang Israel, Begini Pendapat Buya Yahya soal Perang Melawan Zionis

Jakarta, tvOnenews.com – Pimpinan Pondok Pesantren Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, menegaskan bahwa dukungan terhadap Iran dalam konflik melawan Israel tidak semestinya dikaitkan dengan perbedaan mazhab atau akidah.

Dalam sebuah kajian yang ditayangkan kanal YouTube Al Bahjah TV, Minggu (22/6/2025), Buya Yahya menjawab pertanyaan seorang jemaah terkait boleh atau tidaknya umat Islam mendukung Iran yang diketahui berpaham Syiah karena posisinya yang terlihat mendukung perjuangan Palestina.

“Perbedaan urusan keyakinan ini berbeda. Hari ini bukan waktunya kita bicara itu. Kita sudah terlambat bersama-sama meyakini bahwa Israel adalah musuh kita bersama dan telah menodai kemanusiaan,” tegas Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa konflik Iran-Israel tidak semata persoalan agama atau akidah, tetapi juga berkaitan dengan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

“Sekarang dukungan keluar bukan hanya dari orang yang mengaku Islam saja. Di luar Islam pun banyak dukungan untuk Palestina,” ujarnya.

Menurutnya, kezaliman Israel terhadap warga Palestina, khususnya di Gaza, telah melampaui batas nilai kemanusiaan.

Genosida yang telah menewaskan lebih dari 55 ribu warga sipil, kata Buya Yahya, bukan lagi isu agama semata, melainkan tragedi kemanusiaan global.

Buya Yahya juga mengkritisi sikap sebagian pihak yang merendahkan atau bahkan mengejek mereka yang aktif membela Palestina.

“Yang aneh hari ini, ada orang justru merendahkan orang yang ingin membela Palestina, bahkan jadi bahan guyonan. Hati-hati, itu tidak punya perasaan,” katanya.

Ia memperingatkan bahwa mereka yang menertawakan perjuangan kemanusiaan seakan sedang tertawa di atas penderitaan rakyat Palestina.

“Saya tidak bicara tentang mereka yang tidak punya hati nurani. Saya bicara pada Anda yang selama ini punya hati nurani, bagaimana perasaan Anda?,” tanyanya.

Meskipun Buya Yahya mengakui bahwa akidah Syiah berbeda dengan Sunni dan bahkan dinilai menyimpang oleh sebagian besar ulama Ahlussunnah wal Jamaah, hal itu tidak boleh menjadi penghalang dalam bersatu menghadapi kezaliman Israel.