- Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
Dapat Haid di Ramadhan, Memang Boleh Perempuan Shalat Tahajud di Malam Lailatul Qadar? Buya Yahya Tegaskan...
tvOnenews.com - Banyak perempuan bertanya-tanya terkait hukum shalat Tahajud di malam Lailatul Qadar, namun sedang mengalami haid selama bulan Ramadhan.
Para perempuan tidak ingin membuang kesempatannya di malam Lailatul Qadar, dengan cara mengisi shalat Tahajud. Namun, mereka melunturkan niatnya karena pasrah akibat haid di Ramadhan.
Buya Yahya menyampaikan hukum shalat Tahajud dalam kondisi haid saat Ramadhan. Lantas, apakah boleh mengerjakan sunnah di malam Lailatul Qadar? Simak penjelasannya di sini!
"Enggak ada malam Lailatul Qadar hanya untuk orang-orang yang suci dari haid. Enggak ada," ujar Buya Yahya dinukil tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Senin (3/3/2025).
Menurut Buya Yahya, kondisi haid menimbulkan kekhawatiran bagi perempuan, terlebih lagi saat ingin mendapat Lailatul Qadar dianggap tidak bisa Tahajud.
Perkara haid tidak boleh sampai libur shalat Tahajud. Ibadah sunnah ini sangat berfungsi sebagai salah satu menggapai Lailatul Qadar.
Shalat Tahajud Boleh di Malam Lailatul Qadar meski Haid
- iStockPhoto
"Libur shalat, ada pun bangun malamnya tetap bangun, menyiapkan kopi suami yang lagi shalat, Anda baca dzikir, sholawat, Laila haillallah sebanyak-banyaknya," terang dia.
Buya Yahya sangat menyayangkan, haid menjadi seseorang tidak mengerjakan Tahajud, hanya perkara tidak mengetahui fikihnya dalam agama Islam.
Haid tidak mempengaruhi hukum Tahajud, walaupun dikerjakan semisal bukan di bulan Ramadhan. Kekhawatiran tersebut tak boleh menjadi kebiasaan yang ditanam oleh perempuan.
"Bukan di malam Ramadhan saja. Di luar Ramadhan, wahai ibu-ibu yang biasa Tahajud, jangan kalau sudah haid Anda libur Tahajud," tuturnya.
Jika perempuan memutus Tahajud gara-gara haid, Buya Yahya berpendapat, pola amal ibadahnya akan berubah total, bahkan rentan memicu sikap malas.
Perkara Haid Menjadi Malas Tahajud
- iStockPhoto
"Jadi ibadah yang boleh Anda lakukan, termasuk bukan hanya Ramadhan saja. Karena kebiasaan baik itu kalau diputus, apalagi haid, Anda haid yang panjang 13 hari, itu dijamin kebiasaan baiknya berubah. Yang biasa Tahajudan, besok males lagi," jelasnya.
Buya Yahya berpesan, seburuk-buruknya perempuan yang tidak suci, dalam kata lain sedang haid, tidak boleh menghentikan kebiasaan Tahajud, karena otomatis memutuskan amalan lainnya.
Ia mencontohkan, waktu sepertiga malam sangat tepat mengisi banyak amalan, seperti dzikir, istighfar, doa, tasbih, dan sebagainya. Jika tidak Tahajud, maka semuanya hilang dan tak meraih pahala.
"Bangun jam 3, biar pun haid, ibadah di tengah malam tidak hanya untuk orang suci. Ibadah dengan dzikir dan sebagainya," tegasnya.
Buya Yahya memberikan pemahaman betapa dahsyatnya amalan yang bergetar di malam Lailatul Qadar. Waktu ini menjadi momen umat Muslim berlomba-lomba mendapat Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar Waktu Perbanyak Amalan dan Ibadah
- Freepik
"Budaya para kekasih Allah menghadang malam Lailatul Qadar. Dengan apa? Menghadang Lailatul Qadar dengan ibadah, sehingga berlomba-lomba, ada i'tikaf, dan sebagainya. Karena biar tidak kelewatan," paparnya.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu mengatakan, orang yang rajin beribadah di 10 malam terakhir Ramadhan, tidak selalu dapat Lailatul Qadar, namun cara ini merupakan bagian ikhtiar dan tawakal.
"Lailatul Qadar disembunyikan oleh Allah agar orang berlomba-lomba dan agar hidup menjadi benar. Allah sembunyikan, tinggal cerdas bagaimana Anda menghadang Lailatul Qadar dengan ibadah," ucapnya.
Tak disangka, melalui amalan dan ibadah bergetar pada 10 malam terakhir Ramadhan menjadi upaya meninggalkan hal-hal kemaksiatan dan meninggalkan segala dosa terdahulu.
"Lailatul Qadar adalah bagi siapa pun dari hamba Allah yang di malam itu ingat Allah. Tidak dalam lubang maksiat," tutupnya.
Keutamaan besar mendapatkan Lailatul Qadar meraih pahala melebihi keistimewaan ibadah selama seribu bulan. Hal ini diabadikan dalam Surat Al Qadar Ayat 3, Allah SWT berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Artinya: "Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al Qadr, 97:3)
Kesimpulan: Haid tidak menjadi alasan shalat Tahajud libur di bulan Ramadhan, apalagi saat mengejar keutamaan malam Lailatul Qadar.
(hap)