- Tangkapan layar YouTube LASEM TV OFFICIAL
Ternyata Tidur Lebih Baik daripada Tahajud kalau Masih Punya Tujuan seperti ini, Menurut Gus Baha Sudah Keliru
tvOnenews.com - Shalat Tahajud merupakan ibadah sunnah yang waktu pelaksanaannya di tengah tidur malam. Ibaratnya adalah shalat setelah bangun tidur di sepertiga malam.
Gus Baha menyebutkan tidak semua umat Muslim meraih keutamaan shalat Tahajud, walaupun telah mengikuti sunnahnya seusai bangun tidur.
Menurut Gus Baha, shalat Tahajud hanya sia-sia saat memiliki niat hanya menggapai hajat. Jikalau membandingkan keutamaannya, maka lebih besar untuk mengisi waktu tidur daripada ibadah sunnahnya.
"Kata Imam Ghazali timbang kita Tahajud untuk menuntut Allah, mending tidur saja," kata Gus Baha dilansir dari channel YouTube Santri Kebumian, Rabu (26/2/2025).
- Istimewa
Gus Baha menuturkan shalat Tahajud memanglah menjadi waktu terbaik menyampaikan hajat, semisal menginginkan sesuatu segera tercapai sangat tepat dilantunkan pada sepertiga malam.
Keutamaan shalat Tahajud berdasarkan redaksi dari salah satu dalil Al Quran melalui Surat Al Isra Ayat 79, Allah SWT berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah shalat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra, 17:79)
Shalat Tahajud hanya Terobsesi Sarana Terkabulnya Hajat
- iStockPhoto
Perintah menggetarkan banyak amalan seperti tasbih, dzikir, doa, dan sebagainya demi mengharapkan hajat tertuang dalam hadis riwayat dari Jabir 'bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya di dalam malam itu ada satu waktu, jika seorang muslim memohon kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, niscaya Allah akan mengabulkannya. Dan itu berlaku setiap malam." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis riwayat ini menekankan sebaik-baiknya memohon ampunan kepada Allah SWT terletak di waktu Tahajud. Gus Baha berharap jangan menyalahartikan hadis tersebut.
Redaksi ini sangat bermanfaat, namun tidak boleh memiliki pola pikir sebagai waktu terbaik mendapat hajat yang mendasari seseorang rajin Tahajud.
Menurut Gus Baha, tujuan seperti itu sangat rentan sebagai waktu terbaik setan menggoda manusia, sehingga hajat yang disampaikan hanya sia-sia saja.
"Bisa memiliki akibat dan setan berbisik 'lah tahunya kamu shalat Tahajud enggak selalu terijabah hajatnya'," jelas dia.
Tidur Mengandung Ibadah dan Rezeki
- (Pexel)
Pendakwah asal Rembang ini membandingkan keistimewaan berupa keberkahan antara shalat Tahajud dan tidur.
Gus Baha berpendapat shalat Tahajud yang terobsesi terhadap hajat berbeda tingkatan, ketimbang orang yang tujuan tidur tapi berserah diri kepada Allah SWT.
"Ada orang shalat Tahajud, terus obsesinya supaya hajatnya terkabul. Sementara yang tidur punya obsesinya menikmati rahmat Allah, dia bisa tidur," tuturnya.
Hamba-hamba-Nya mendapat rahmat dari-Nya melalui istirahat atau tidur, sebagaimana dijelaskan dari Surat Al Qasas Ayat 73, Allah SWT berfirman:
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al Qasas, 28:73)
Keraguan Hadis tentang Keutamaan Shalat Tahajud
- Pexels
Gus Baha sebelum menutupi tausiyahnya, mengingatkan apabila Tahajud sebab terkabulnya hajat, sangat mempengaruhi hadis riwayat keutamaan ibadah sunnah ini diragukan banyak orang.
"Jadi ulama itu mulai dulu sudah berpikir, banyak orang menjadikan Tahajud (atau) shalat malam media untuk hajatnya. Dan kalau gak kesampaian, ini putus asa," katanya.
"Menyalahkan kiainya dengan menuding ijazahnya enggak manjur dan macam-macam segala lah," tutupnya.
(hap)