- Ilustrasi/Freepik
Butuh 30 Tahun Agar Malam Nisfu Syaban Tepat di Hari Jumat, Ini Urutan Amalan yang Dicontohkan KH Nasaruddin Umar Saat Pimpin Istighosah di Masjid Istiqlal
tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) RI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH Nasaruddin Umar mengajak semua Muslim untuk mengisi malam Nisfu Syaban dengan pertaubatan dan isi dengan banyak amalan dan doa.
“Kurang lebih kita menunggu 30 tahun malam Jumat bertepatan dengan malam Nisfu Syaban, maka manfaatkanlah malam-malam ini untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” saran Nasaruddin Umar dalam ceramah yang diberikan dalam acara Istighosah Malam Nisfu Syaban 1446 H/2025 M.
“Setelah shalat Isya jamaah, pertaubatan maka di rumah lanjutkan dengan shalat tahajud, istighfar dan doa,” saran Prof Nasaruddin Umar.
Malam istimewa Nisfu Syaban akan hadir sejak terbenam matahari hingga terbit fajar. Oleh karenanya, sangat sayang jika seorang Muslim melewatkannya begitu saja.
“Takdir 1 tahun ke depan ditentukan di malam ini,” pesannya.
Amalan apa saja dibolehkan dilakukan di malam ini. Kemudian setelahnya perbanyaklah doa kepada Allah SWT.
“Mulai malam ini hingga terbit fajar,” saran Prof Nasaruddin Umar.
Berikut urutan ibadah yang dicontohkan dilakukan secara bersama-sama di Masjid Istiqlal pada malam Nisfu Syaban yang istimewa ini.
Baca Surat Yasin Sebanyak 3 Kali
Setelah shalat Maghrib berjamaah, seluruh jamaah diajak untuk membaca surat Yasin sebanyak tiga kali.
Setiap akan memulai surat Yasin, setiap Muslim diajak meniatkannya untuk satu hajat.
Beberapa hajat yang ditujukan ketika sebelum memulai baca Yasin diantaranya yaitu mengharapkan panjang umur, diberikan rezeki yang halal, serta ketetapan iman dan Islam.
Setiap selesai membaca surat Yasin, jemaah diajak untuk membaca sebuah doa. Berikut doanya.
للَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ وَأَمَانَ الْخَائِفِينَ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَى فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِي أُمّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِى وَاقْتَارِ رِزْقِي وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمّ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ ام الكِتَابِ الهِي بِالتَّجَلَّى الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّي مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. أَمِيْنَ
Bacaan Arab Latin: Allaahumma yaa dzal manni walaa yamunnu 'alaika yaa dzal jalali wal ikraam, yaa dzath-thauli wal in'aam laa ilaha illaa anta, dzhahral laajiin, wa jaarul mustajiiriin, wa amaanal khaaʻifin. Allaahumma in kunta katabtanii 'indaka fi ummil kitaabi syaqiyyan au mahruuman au mathruudan au muqtarran 'alayya fir-rizqi famhu. Allaahumma bi fadlika fi ummil kitaabi syaqaawatii wa hirmaanii wa thardii waiq taari rizqii wa ats-bitnii 'indaka fi ummil kitaabi sa'iidan marzuuqan muwaffaqal lil khairaat. Fa innaka qulta wa qaulukal haqqu fi kitaabikal munzali 'alaa nabiyyikal mursali, yamhullaahu maa yasyaaʻu wa yutsbitu wa 'indahu ummul kitaabi. Ilaahii bittajallil a'dzhami fi lailatin nishfi min syahri sya'baanal mukarramil latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiim wa yubramu ishrif 'annii minal balaaʻi maa a'lamu wa maa laa a'lamu wa anta 'allaamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamar rahimiin. Wa shallallahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallama. Aamiin.
Artinya: "Ya Allah, Dzat Pemilik anugerah, bukan penerima anugerah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah. Ya Allah, dengan anugerah-Mu, dari Ummul Kitab, akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sungguh Engkau telah berfirman, dan firman-Mu pasti benar, dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan melalui lisan Nabi-Mu yang terutus: Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab. Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak pada malam pertengahan bulan Syaban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin ya Rabbalalamin."
Sujud Syukur dan Baca Kalimat Tasbih
Setelah baca Surat Yasin, Menag Nasaruddin Umar mengajak seluruh jamaah yang ada di Masjid Istiqlal untuk sujud syukur dan membaca kalimat tasbih sebanyak 3 kali.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbiyal a‘lā wa biḥamdih.
Artinya: Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya."
Baca Dua Kalimat Syahadat
Kemudian setelah membaca Yasin sebanyak tiga kali, dengan dipimpin langsung oleh Prof Nasaruddin Umar, seluruh jemaah yang hadir di Masjid Istiqlal diajak untuk melakukan pertaubatan dengan dimulai membaca dua kalimat syahadat.
“Jadi ketika saya meminta bapak ibu mari bersyahadat ulang ,” ajak Prof Nasaruddin Umar.
Hal ini karena kata Prof Nasaruddin Umar, seorang manusia akan hilang dosanya jika membaca syahadat. Oleh karenanya, seorang Mualaf dikatakan bersih dari dosa karena ketika ia membaca dua kalimat syahadat maka dosa-dosa sebelumnya telah dihapus Allah SWT.
“Ketika bersyahadat lunas dosanya. Perbaharuilah keimanannya dengan bersyahadat ulang,” saran Prof Nasaruddin Umar.
Berikut bacaan dua kalimat syahadat. yang terdiri dari Syahadat Tauhid yakni kesaksian bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan Syahadat Rasul yang merupakan kesaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله
Asyhadu an lā ilāha illallāh. Wa asyhadu anna Muhammadan rasūlullāh.
Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah SWT.
Dzikir Istighfar 3 Kali
Kemudian setelah membaca dua kalimat syahadat jamaah Masjid Istiqlal diajak mengisi malam Nisfu Syaban dengan istighfar.
Hal ini karena jika ingin doa dikabulkan, sebaiknya bersihkan dahulu diri dengan dosa melalui perbanyak istighfar.
Sebagaimana dalam hadis Ahmad, dikatakan keutamaan keutamaan istighfar, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka."
Berikut bacaan istighfar yang dicontohkan dibaca oleh KH Nasaruddin Umar di malam Nisfu Syaban.
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ العَظِيمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.
astaghfirullah wa atubu ilaih
Istighfar adalah bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT sementara "atubu ilaih" artinya menunjukkan niat tulus untuk bertaubat dari segala dosa dan kesalahan.
Panjatkan Doa dengan Khusyuk
Setelah dizkir istighfar maka panjatkanlah doa dengan memulai mengakui dosa-dosa yang telah dilakukan.
Kemudian panjatkan doa-doa yang sesuai hajat.
Itulah urutan yang dicontohkan oleh Menag Nasaruddin Umar sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal dalam mengisi malam Nisfu Syaban.
Wallahu’alam Bishawab
(put)