news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Gus Baha beberkan alasan telah rajin shalat Dhuha masih miskin tak kunjung kaya raya.
Sumber :
  • Kolase Tangkapan Layar YouTube NU Online & iStockPhoto

Shalat Dhuha sampai Jungkir Balik Masih Miskin Malah yang Tak Pernah Ibadah Kaya Raya, Ini Jawaban Tegas Gus Baha

Gus Baha memberikan pemahaman alasan orang yang shalat Dhuha setiap pagi hari tidak pernah merasakan kaya raya dan hidupnya hanya selalu diwarnai kemiskinan.
Kamis, 13 Februari 2025 - 09:52 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Gus Baha memahami shalat Dhuha memberikan keutamaan yang populer, tidak lain dari mendatangkan rezeki.

Tidak sedikit orang rajin mengerjakan shalat Dhuha ingin menjadi kaya raya. Gus Baha sebenarnya mendukung antusias tersebut, setidaknya berusaha memenuhi amalan ibadah sunnahnya.

Namun, Gus baha menyoroti mengapa shalat Dhuha telah dirutinkan bahkan sampai jungkir balik tetap miskin. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari mereka terhadap orang yang tidak pernah ibadah.

"Orang yang tidak pernah shalat Dhuha kok kaya raya?," tanya Gus Baha dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube SANTRI GANYENG, Kamis (13/2/2025).

Persoalan kaya raya dan miskin menjadi ulasan dalam keuntungan dari pelaksanaan shalat Dhuha.

Ilustrasi berdoa minta hajat kaya raya setelah shalat Dhuha
Sumber :
  • iStockPhoto

 

Umat Muslim mengejar keutamaan shalat Dhuha karena ingin memperoleh keberkahan, apalagi waktu pelaksanaannya dikerjakan pada pagi hari.

Redaksi dari hadis riwayat mengapa shalat Dhuha memberikan rezeki diambil kutipan Nu'aim bin Hammar Al Ghathafaniy, Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Artinya: "Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang." (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, Ad Darimi)

Tafsir hadis riwayat ini seakan-akan menjadi pemacu bagi umat Muslim rajin mengerjakan shalat Dhuha setiap pagi hari.

Hadis tersebut juga memberikan pemahaman shalat Dhuha akan mendapat jaminan berupa rezeki juga keutamaan besar lainnya.

Allah SWT menghadirkan shalat Dhuha karena menjanjikan kepada hamba-Nya, segala kebutuhan mereka akan tercukupi di semasa kehidupannya.

Beragam aktivitas akan semakin mudah setelah menunaikan shalat Dhuha, bahkan sangat mustajab apabila dikerjakan di sela-sela bekerja di pagi hari.

Artinya, Allah SWT menginginkan hamba-Nya terus meningkatkan iman dan ketakwaan, dengan cara melalui pengamalan sunnah Dhuha.

Rasulullah SAW juga menganjurkan shalat Dhuha dilaksanakan, tanda mengutarakan rasa syukur atas kehidupan yang dijalani umatnya.

Namun demikian, takdir semua orang memiliki nasib yang berbeda-beda. Terkadang masih banyak mengalami kesusahan hidupnya dan sulit mendapatkan ekonomi yang cukup.

Sebaliknya, ada yang merasakan takdir sedari kecil telah bergelimpangan harta dan diwarnai kehidupan yang kaya raya.

Gus Baha memahami orang yang rutin shalat Dhuha mengapa masih saja miskin, padahal berusaha tidak meninggalkan ibadah sunnahnya sedikit pun.

Pendakwah bernama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu mengatakan sebenarnya ada alasan kehidupan masih diwarnai kemiskinan, meskipun tidak pernah meninggalkan shalat Dhuha walau sifatnya sunnah.

Setiap orang mukmin seharusnya menanamkan pola pikir yang masih masuk akal. Artinya, wajib berpikir nubuwwah selama menjalani kehidupannya.

Menurut Gus Baha, cara berpikir nubuwwah tidak akan memberikan salah langkah. Allah SWT mempunyai rencana terbaik kepada mereka.

Kisah mengapa orang yang merutinkan shalat Dhuha tetap miskin, terjadi di zaman dahulu dialami oleh orang Anshar setelah memeluk agama Islam.

Gus Baha menceritakan Rasulullah SAW mendapat protes dari orang Anshar tersebut. Hal ini mengingatkan kalangan Quraisy lebih dulu menerima manfaat yang cukup signifikan setelah masuk agama Islam.

Sebaliknya, orang Anshar merasa keberkahan yang diperolehnya sangat sedikit. Mereka menganggap telah terjadi tidak ada kesetaraan dan keadilan dari soal kedudukan antara Anshar dan Quraisy.

Ketidakadilan ini bermula dari orang Quraisy memperoleh kambing dan unta setelah memeluk agama Islam. Lebih parahnya lagi setelah mendapat dua jenis hewan itu langsung pulang.

Namun, orang Anshar selalu memberikan yang terbaik untuk selalu menemani Rasulullah SAW kemana pun.

Mereka menangis tersedu-sedu setelah mendapat penjelasan dari Rasulullah SAW, bahkan balik bersama-sama dengan beliau ke Madinah.

Bagi Gus Baha, kisah ini sebenarnya mengacu pada sikap tolong-menolong yang seharusnya terus dilakukan, tidak boleh berhenti meskipun adanya rasa cemburu dengan orang lain.

"Justru kalau sudah lama menolong, ya teruskan saja sampai mati supaya statusnya penolong Allah dan Rasul," beber Gus Baha.

Murid kesayangannya Mbah Moen itu mengatakan ada potensi tamak, apabila mempunyai pola pikir sikap meminta.

"Tapi jika Nabi sudah jaya lalu kamu meminta, berarti statusmu tamak kepada Allah dan Rasul," tuturnya.

Permasalahannya tidak mengacu pada pelaksanaan shalat Dhuha. Menurut Gus Baha, bagi yang rajin Tahajud, Witir dan ibadah sunnah lainnya juga masih banyak merasakan hidup kemiskinan.

Allah SWT tidak menginginkan hamba-Nya setelah kaya raya, seakan-akan bisa melupakan-Nya dan tidak pernah sujud kepada-Nya.

"Bukan malah kok di transaksional, 'Gusti, saya sudah lama tahajud dan dhuha tapi kok tetap miskin?," tutur dia.

Pemikiran hanya menginginkan kaya raya adalah pola yang keliru. Sangat penting menanamkan nubuwwah agar doa dan sujud terus berlanjut dilakukan dengan ikhlas.

(gwn/hap)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

16:39
05:06
00:56
02:33
00:57
00:57

Viral