- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Hampir 5 Tahun Latih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Pernah Jujur Kurang Nyaman dengan Budaya ini Meski Tak Singgung Agama
STY nama panggilannya itu merasa kecewa terhadap pelatih asal Jerman, karena budaya di Korea Selatan tidak dihormati dan membuat para pemain tak nyaman.
"Saya sangat sedih saat itu sehingga saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan pernah melakukan itu jika saya ingin menjadi pelatih di negara lain," katanya kepada Sports Kyunghyang dikutip, Rabu.
Coach Shin yang telah membuktikan toleransinya sangat tinggi, ternyata pernah menemukan satu titik tertentu kurang nyaman dengan budaya di Indonesia.
- AFC
Ia sampai membandingkan perbedaan yang sangat jauh dalam urusan budaya antara Korea Selatan dan Indonesia. Masyarakat di Tanah Air kerap kali hanya memanggil namanya, yakni "Shin Tae-yong".
Budaya panggilan nama tersebut membuat Coach Shin tidak nyaman. Cara itu dianggap tidak menunjukkan sikap sopan santun.
Ia membeberkan budaya panggilan nama di Korea Selatan. Di sana sangat jarang sekali memanggilnya dengan hal serupa di Indonesia.
Pasalnya, orang yang lebih tua harus mendapat panggilan secara khusus. Para pemuda Korea Selatan bahkan tidak pernah hanya menyebutkan namanya.
Sisi lain, cara penyebutan masyarakat Indonesia saat memanggil namanya juga dianggap salah. Mereka menyapanya dengan sebutan "Shin Tai-yong".
"Bahkan anak-anak berusia 4-5 tahun di sini (Indonesia) memanggil saya 'Shin Tai-yong', seperti seorang teman," ungkap dia dikutip dari media Korea Selatan, Isplus, Rabu.
Saat di Korea Selatan, ia menjelaskan masyarakat dan fans timnasnya kerap kali memanggil berupa kalimat "Pelatih Shin Tae-yong". Setidaknya, itu merupakan rasa hormat mereka meski ada sebutan pelatih atau coach.
"Mereka bilang ini yang disebut budaya, tetapi saya merasa tidak enak saat pertama kali datang," tuturnya.
"Jika itu kita (Korea Selatan), bukankah kita bakal memanggilnya 'Pelatih Shin Tae-yong'? Namun di sini, orang-orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat dengan mudah dipanggil dengan nama depan mereka," tambahnya.
Pada awalnya, ia belum membiasakan diri mendengar sebutan hanya berkalimat nama tanpa ada embel-embel lain. Meski demikian, kenyamanannya telah ditunjukkan dari nazarnya jika Garuda masuk Piala Dunia 2026.