news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
Sumber :
  • LTN PBNU

Rais Aam PBNU Kiai Miftach Ingatkan Pentingnya Sikap Saleh dari Pelaku Ekonomi: Agar Bisa Jujur

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar mengingatkan agar para pelaku ekonomi selalu berlaku saleh. 
Selasa, 1 Oktober 2024 - 22:59 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar mengingatkan agar para pelaku ekonomi selalu berlaku saleh. 

Sebab, katanya, jika seseorang memiliki sifat saleh maka mudah untuk menumbuhkan sifat jujur dan adil dalam mengelola kehidupan umat.

"Memakmurkan bumi tentu dengan segala tata tertibnya, segala kekuatannya, segala inovasinya, keadilannya, kejujurannya karena Allah menjanjikan bagi mereka-mereka yang saleh di dalam perbuatan,” ujar Kiai Miftach dalam keterangan yang diterima tvOnenews.com di Jakarta pada Selasa (1/10/2024).

Pentingnya sifat saleh ini disampaikan oleh Kiai Miftach saat dirinya menjadi pembicara kunci dalam Forum Serantau YAPEIM 2024 (FSY2024) di Hotel Marriott, Putrajaya, Malaysia yang digelae sejak 1-2 Oktober 2024.

“Saleh sosialnya akan memimpin bumi ini," kata Kiai Miftach.

Refleksi tersebut Kiai Miftach sampaikan sambil mengisahkan simpati Rasulullah SAW atas berpulangnya empat orang non Muslim.

Meski non Muslim namun Rasulullah SAW tetap melaksanakan esensi dari ajaran Islam.

"Yang pertama ada Imri'il Qais, seorang penyair pada zaman jahiliyah, belum mukmin tapi isi syairnya ketauhidan kepada Allah,” jelas Kiai Miftach.

“Lalu, Hatim Ath-thai di zaman jahiliyah dan kedermawanannya dan ini ajaran islam. Lalu, Abi Thalib, walaupun ulama berikhtilaf dalam hal keislamannya, tetapi pembelaannya terhadap perjuangan Rasulullah tidak bisa diragukan,” sambungnya. 

Kemudian kata Kiai Miftach ada lagi Kaisar Anu Syirwan.

“Yang kita kenal keadilan dan kejujurannya sehingga negara yang dipimpin mengalami kesejahteraan karena kejujuran dan keadilannya," ungkap pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya itu.

Melalui kisah tersebut, Kiai Miftach menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan untuk bersimpati atas seseorang yang belum beriman karena kejujuran dan keadilannya.

Kiai Miftach kemudian mengutip ayat dari Surah Al-Anbiya dan Surah An-Nur.

“Wa atallahulladziina amanuu wa amilus shalihat layastkhlifannahum fil ardl, al ayah, adapun arti dari ayat tersebut tidak lain adalah Allah telah menjanjikan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh, saleh dalam segala hal, akan memimpin bumi ini. Bukan negara tapi bumi,” tandasnya.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral