- LTN PBNU
Rais Aam PBNU Kiai Miftach Ingatkan Pentingnya Sikap Saleh dari Pelaku Ekonomi: Agar Bisa Jujur
"Yang pertama ada Imri'il Qais, seorang penyair pada zaman jahiliyah, belum mukmin tapi isi syairnya ketauhidan kepada Allah,” jelas Kiai Miftach.
“Lalu, Hatim Ath-thai di zaman jahiliyah dan kedermawanannya dan ini ajaran islam. Lalu, Abi Thalib, walaupun ulama berikhtilaf dalam hal keislamannya, tetapi pembelaannya terhadap perjuangan Rasulullah tidak bisa diragukan,” sambungnya.
Kemudian kata Kiai Miftach ada lagi Kaisar Anu Syirwan.
“Yang kita kenal keadilan dan kejujurannya sehingga negara yang dipimpin mengalami kesejahteraan karena kejujuran dan keadilannya," ungkap pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya itu.
Melalui kisah tersebut, Kiai Miftach menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan untuk bersimpati atas seseorang yang belum beriman karena kejujuran dan keadilannya.
Kiai Miftach kemudian mengutip ayat dari Surah Al-Anbiya dan Surah An-Nur.
“Wa atallahulladziina amanuu wa amilus shalihat layastkhlifannahum fil ardl, al ayah, adapun arti dari ayat tersebut tidak lain adalah Allah telah menjanjikan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh, saleh dalam segala hal, akan memimpin bumi ini. Bukan negara tapi bumi,” tandasnya.