- dok.kolase tvonenews.com
Memangnya Boleh Shalat Tahajud Cuma 2 Rakaat dan 1 Witir? Ustaz Syafiq Riza Basalamah Ungkap Hukumnya Kalau Benar....
Jakarta, tvOnenews.com--Sebagai umat muslim yang taat beribadah, ada baiknya juga menjalankan shalat tahajud, simak penjelasan Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Menurut Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjalankan shalat tahajud dipahami, sebagai ibadah sunnah yang penuh dengan keistimewaan.
Diketahui, tahajud berarti upaya melawan atau meninggalkan tidur. Sedangkan, menurut istilah fiqih adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan setelah tidur.
Faktanya lagi, shalat tahajud memiliki jumlah rakaat tidak dibatasi. Namun setiap dua rakaat ditutup dengan salam.
Hal ini sebagaimana, disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 79:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
"Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
Lantas, apakah boleh jika shalat tahajud cuma bisa 2 rakaat dan 1 witir?. Hal ini dijelaskan Ustaz Syafiq Riza Basalamah yang di YouTube Syafiq Riza Basalamah Official, dikutip Selasa (24/9/2024).
Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengatakan sebaiknya, kita mengusahakan bangun lebih awal. Hal ini bertujuan, bisa menyempatkan lakukan amalan baik lainnya, seperti berzikir menjelang waktu subuh.
Sehingga jawabannya Ustaz Syafiq Riza Basalamah untuk shalat tahajud tidak masalah. Sebab tahajud ibadah sunnah yang memiliki beragam jumlah rakaat dan waktunya cukup panjang.
Sehingga tidak ada patokan pasti jumlah rakaatnya harus berapa, kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah shalat malam itu dikerjakan sesuai kemampuan dan harus tidur dulu.
"Ambil 2 tambah 1 atau dia shalatnya langsung 3 rakaat atau dia shalatnya 5 rakaat atau bisa juga shalatnya 7 rakaat ya nggak ada masalah," tegasnya.
"Dia shalat seperti itu, artinya tahajud lebih identik untuk shalat malam dikerjakan setelah tidur, modelnya bagaimana? bisa jadi hanya witir kalau mepet bangunnya," terang Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
"Bisa dia 2 tambah 1 atau 3 langsung atau 5 langsung, dan itu akan jadi shalat malam dia sebenarnya seperti itu. Sebab Rasulullah SAW mengatakan sesuatu atau tidak langsung pun itu diperbolehkan dan itu menjadi shalat malam dia atau shalat tahajud dia," pesannya.
Sebagaimana disampaikan, "Waktu pelaksanaan shalat malam adalah setelah shalat isya sampai sebelum waktu subuh". (Berdasarkan HR. al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah).
Melansir dari kaman Kementerian Agama (Kemenag), kalau setelah salam atau selesai seluruh rangkaian shalat.
Sebaiknya, membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW, berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (klw)
waallahualam