- YouTube tvOneNews
Jujur Saja, Ayah Mendiang Timothy Anugerah Merasa Tak Puas dengan Penjelasan Pihak Kampus, Kini Siapkan …
tvOnenews.com - Kasus kematian Timothy Anugerah Saputra di Universitas Udayana (Unud), Bali, masih menyisakan duka mendalam dan tanda tanya besar.
Timothy Anugerah, mahasiswa semester VII jurusan Sosiologi FISIP Unud, ditemukan meninggal dunia di lingkungan kampus pada Selasa (15/10/2025).
Timothy Anugerah diduga melompat dari lantai gedung fakultasnya sekitar pukul 09.00 WITA.
Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Sosiologi Unud. (Sumber: Instagram @8_11_timothyanugerah & X @republikplus62)
Kabar ini mengejutkan civitas akademika dan publik luas. Media sosial dipenuhi ungkapan duka, doa, sekaligus kemarahan dari warganet yang menduga bahwa penyebab tragedi ini tidak sekadar kecelakaan.
Banyak pihak menyoroti kemungkinan adanya perundungan (bullying) yang dialami oleh Timothy di lingkungan kampusnya.
Berdasarkan keterangan resmi Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana, peristiwa itu terjadi di area Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) kampus Sudirman, Denpasar.
Sekitar pukul 09.00 WITA, mahasiswa bernama Timothy Anugerah Saputra ditemukan tergeletak tak bernyawa di sekitar gedung fakultas.
Saksi di lokasi menyebutkan bahwa Timothy sempat terlihat berada di lantai dua sebelum insiden terjadi.
Ia kemudian ditemukan dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Pihak kampus kemudian mengonfirmasi bahwa korban merupakan mahasiswa aktif semester VII dan berprestasi di bidang akademik.
Universitas Udayana menyampaikan duka mendalam atas kepergian Timothy dan berjanji memberikan pendampingan penuh kepada keluarga, khususnya kepada ibu mendiang.
Meski begitu, pernyataan kampus tidak menjelaskan detail penyebab kejadian.
Dalam dokumen resmi itu disebutkan bahwa penyelidikan masih dilakukan oleh pihak kepolisian, dan universitas akan membantu sepenuhnya proses tersebut.
Tragedi kematian Timothy menjadi perbincangan besar di media sosial. Banyak mahasiswa dan masyarakat umum yang mengaitkan kejadian ini dengan dugaan perundungan di lingkungan kampus.
Beberapa teman dekat Timothy menggambarkan almarhum sebagai sosok yang ramah, santun, dan mudah bergaul.
Ia dikenal aktif dalam kegiatan diskusi dan organisasi kampus, serta memiliki prestasi akademik yang baik.
Namun, di balik sikap lembutnya, diduga ada tekanan sosial dan ejekan yang sering ia terima dari sebagian rekan.
Meski langkah ini diapresiasi sebagian pihak, keluarga mendiang menilai tindakan kampus masih belum cukup.
Dalam wawancara eksklusif dengan TVOneNews yang diunggah pada Jumat (18/10/2025), ayah mendiang Timothy Anugerah, Lukas Triana Putra, menyampaikan perasaannya secara jujur.
Ayah Mendiang Timothy Anugerah. (Sumber: YouTube tvOneNews)
Ia mengisyaratkan rasa kecewa dengan cara pihak kampus memberikan informasi terkait kematian anaknya.
“Cuman memberi laporannya cuma kematian dari anak saya aja. Jadi biar dapat diusut secara kronologisnya penyebab kematiannya itu karena memang jatuh dari lantai dua atau lantai empat atau lantai tiga, biar kepolisian lah ya,” ujar Lukas dengan suara berat.
Saat ditanya apakah dirinya ingin kasus tersebut diusut hingga tuntas, Lukas menegaskan, “Intinya saya ingin mau tahu, kenapa misalnya anak saya jatuh, anak saya jatuh itu apakah karena dia bunuh diri ataukah karena memang ada kecelakaan atau ada apa? Biarlah polisi yang ngejelasin.”
Ia juga menambahkan bahwa informasi yang diterima dari kampus kerap berubah-ubah dan tidak konsisten.
“Beritanya itu bolak-balik beritanya, beritanya itu berubah-berubah istilahnya. Oleh sebab itu saya laporkan ke kepolisian dan tadi saya sudah lihat ke lokasi sebagai dasar saya buat sebagai laporan,” ungkapnya.
Kini, sang ayah telah menyiapkan laporan polisi untuk memastikan penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dan transparan.
Ia berharap kebenaran dapat terungkap agar tidak ada lagi keluarga yang mengalami nasib serupa.
Tragedi yang menimpa Timothy Anugerah menjadi pengingat penting bahwa dunia pendidikan harus menjadi ruang yang aman, bukan tempat yang menumbuhkan tekanan sosial dan perundungan.
Keadilan bagi Timothy kini menjadi harapan banyak pihak, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masa depan generasi muda yang berhak merasa aman di kampusnya.
(anf)