- Instagram/red__sparks
Sebelum Sukses di Korea Selatan, Megawati Hangestri Sempat Merasa Sedih Saat Bergabung dengan Red Sparks, Katanya…
tvOnenews.com - Pevoli putri asal Jember, Megawati Hangestri kini menjadi sorotan dunia setelah ia sukses bersama Red Sparks di Liga Voli Korea.
Megawati Hangestri berhasil membawa Red Sparks menjadi Runner-up dalam babak playoff Liga Voli Korea, usai dikalahkan Pink Spiders dengan skor agregat 2-3 di partai final.
Bahkan, Megawati Hangestri kerap mendapatkan gelar MVP saat bertanding bersama Red Sparks. Hingga dirinya dinobatkan sebagai pemain voli putri terbaik 2025 versi Volleybox.
Meski begitu, ternyata Megawati mengaku awalnya tidak berharap untuk bisa bermain di Korea V-League bersama Red Sparks.
Melalui tayangan YouTube Moji.social, setelah kembali ke Indonesia, Megawati Hangestri mengungkapkan apa saja yang membuatnya kangen saat bermain Korea Selatan.
“Keseruannya sih kayak setiap pertandingan itu senang melihat gymnasiumnya benar-benar bagus terus locker room-nya, sampai benar-benar takjub gitu,” ungkap Megawati Hangestri pada tayangan YouTube Moji.social.
“Pas pertama kali main di ruangan yang bagus, yang benar-benar tertata rapi. Terus ada kayak space buat taruh barang gitu. Jadi senang aja pas datang ke gymnasiumnya besar,” sambungnya.
Nama Megawati Hangestri hingga kini masih menggema di Korea Selatan bahkan di kancah dunia.
Padahal, dirinya mengaku tidak pernah menginginkan untuk bermain di Negeri Ginseng.
- KOVO
Awalnya pevoli yang dijuluki Megatron ini sudah menolak tawaran untuk bermain di Liga Voli Korea karena liganya panjang selama sembilan bulan.
Karena diminta untuk mencoba, lalu ia mengungkapkan pada orang tua sebelum ayahnya meninggal.
“Boleh nggak main di Korea? Tapi liganya lama sampai sembilan bulan,” ujarnya.
“Terus ayah sama mama bilang, ‘Nggak apa-apa coba aja dulu. Tambah pengalaman”. Oke deh lalu aku masukkan draft itu,” lanjutnya.
Tak disangka, Megawati Hangestri terpilih untuk bermain di Liga Voli Korea setelah ayahnya meninggal.
Ayah Megawati meninggal pada bulan Februari 2023, sementara diterimanya draft tersebut pada bulan April 2023.
- KOVO
Sebelum terpilih, Mega sudah sangat pesimis melihat pesaingnya berasal dari negara-negara dengan kualitas permainan voli terbaik di Asia.
Ternyata, namanya keluar pada urutan ketiga. Saat itu perasaannya campur aduk, ada senang dan sedih.
“Nama aku dipanggil. Ya senang ya sedih, senang karena kepilih. Tapi sedihnya liganya harus sembilan bulan lamanya,” jelas Megatron.
“Terus pertama kali juga aku harus meninggalkan mama ku sendirian setelah ayahku meninggal. Jadi aku tetap kepikiran,” pungkasnya.
Namun, ia tetap percaya jalan yang akan dihadapi merupakan rezeki yang diterima sekaligus iringan doa dari orang-orang tersayangnya. (kmr)