Tak Tahan Lagi, Maarten Paes Akui Takut Kena Bully Netizen, Kiper Timnas Indonesia itu sampai...

tvOnenews.com - Kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes, mengungkapkan pengalamannya dalam menghadapi kritik dan hujatan, khususnya dari netizen.

Sebagai seorang pemain profesional yang kini memperkuat FC Dallas, Paes mengaku sering merasa takut dan tertekan dengan opini yang diberikan oleh orang lain, terutama di media sosial.

Dalam sebuah wawancara dengan kanal YouTube SEG Stories, Maarten Paes mengungkapkan bahwa di awal kariernya di dunia sepak bola, ia sering dilanda ketakutan terhadap komentar-komentar yang datang dari berbagai pihak.

Bahkan, ia mengaku sangat sensitif terhadap ocehan yang ditulis oleh netizen di media sosial. 

“Pada awal karier saya, saya cukup sensitif terhadap opini orang lain,” kata kiper keturunan Kediri itu, dikutip dari kanal YouTube SEG Stories.

Untuk mengatasi masalah ini, Paes mengaku telah bekerja dengan seorang pelatih mental yang membantunya mengelola perasaan dan cara berpikirnya.

Pelatih mental tersebut mengajarkan berbagai cara untuk tidak terlalu terpengaruh oleh kritik yang datang dari luar.

“Juga ketika orang membicarakan saya di internet, saya cukup sensitif terhadap itu. Pelatih mental mengajarkan Anda hal-hal tertentu, sebagai contoh bagaimana cara agar hal itu tak menggangu Anda,” lanjutnya.

Maarten Paes juga mengakui bahwa, seperti kebanyakan pesepak bola lainnya, ia sering membaca komentar orang, baik yang positif maupun yang negatif.

Di era digital yang serba terhubung ini, sulit bagi seorang pemain untuk menghindari komentar-komentar yang beredar di media sosial.

“Saya rasa setiap pesepak bola melakukannya (membaca komentar orang lain), jujur saja. Saya pikir itu (pemain mengaku tak membaca opini orang) adalah sedikit kebohongan,” imbuhnya.

Untuk menjaga keseimbangan mental dan tetap fokus pada pertandingan, Paes pun memiliki cara khusus untuk menghindari pengaruh negatif dari media sosial. Dua hari sebelum laga, ia memilih untuk menghapus akun Instagram dan TikTok miliknya, dengan seseorang yang mengurus media sosialnya selama waktu tersebut.

“Apa yang saya lakukan dua hari sebelum laga (yaitu) saya menghapus Instagram dan TikTok. Saya punya seseorang yang mengurusnya untuk saya,” pungkasnya.

Selain itu, Paes juga rutin melakukan meditasi untuk menenangkan diri sebelum pertandingan.

Ini merupakan bagian dari rutinitas yang membantunya menjaga kondisi mentalnya agar tetap tenang dan fokus.

Fenomena hujatan dan kritik dari netizen memang menjadi masalah besar di dunia olahraga, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.

Banyak pesepak bola, seperti yang dialami Maarten Paes, harus menghadapi tekanan mental yang datang dari luar lapangan.

Melalui pengalaman yang dibagikan oleh Maarten Paes ini, kita bisa melihat pentingnya dukungan mental dan cara-cara untuk mengelola stres yang datang akibat tekanan dari publik, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. (tsy)