news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi IHSG..
Sumber :
  • Antara

Tarif AS ke China Naik Jadi 145 Persen, IHSG Diprediksi Jeblok Tertekan Sentimen Negatif Pasar Global

Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif impor terhadap produk China dari 125 persen menjadi 145 persen, sehingga diprediksi akan mengguncang pasar global, termasuk IHSG.
Jumat, 11 April 2025 - 13:56 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.comIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan Jumat (11/4/2025) seiring sentimen negatif yang menyelimuti pasar global.

Proyeksi pelemahan ini disampaikan Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, yang menilai ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali meningkat tajam.

Kondisi tersebut dipicu langkah Presiden AS Donald Trump yang kembali menaikkan tarif impor terhadap produk asal China dari 125 persen menjadi 145 persen.

"Setelah pasar saham dunia, termasuk Asia kemarin mengalami kenaikan yang luar biasa, pada akhirnya lagi lagi dunia kembali merana. Pelaku pasar dan investor khawatir akan tensi yang meningkat di antara keduanya, sehingga mempertaruhkan perdagangan barang hampir lebih dari 700 miliar dolar AS," ujar Nico di Jakarta, Jumat (11/4/2025).

Ia menambahkan, perubahan kebijakan yang dilakukan Trump dalam waktu singkat membuat kepercayaan pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi AS menurun.

"Bagi Trump dan kawanan investor lainnya, volatilitas pasar yang ada dapat menjadi peluang untuk melakukan manipulasi pasar seperti yang disampaikan sebelumnya," imbuhnya.

Menurut Nico, di tengah kekhawatiran tersebut, para pelaku pasar cukup terkejut karena inflasi AS belum menunjukkan dampak signifikan dari kenaikan tarif impor. Hal ini justru menjadi penenang sementara bagi pasar.

Data inflasi AS terbaru bahkan menunjukkan penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan.

Inflasi bulanan tercatat minus 0,1 persen (month-to-month/mtm), turun dari 0,2 persen sebelumnya. Sementara inflasi tahunan melandai ke 2,4 persen dari sebelumnya 2,8 persen (year-on-year/yoy).

"Penurunan inflasi ini digunakan oleh Trump untuk menunggangi volatilitas pasar, yang mana sebelumnya pelaku pasar dan investor khawatir bahwa inflasi akan mengalami," kata Nico.

Dampak dari ketegangan dagang langsung terasa di pasar saham AS. Pada perdagangan Kamis (10/4/2025), indeks utama di Wall Street kompak terkoreksi.

Dow Jones melemah 2,5 persen, S&P 500 turun 3,46 persen, Nasdaq anjlok 4,31 persen, dan indeks Russell 2000 merosot 4,27 persen.

Dari sisi domestik, Nico menyebutkan bahwa jeda 90 hari sebelum penerapan tarif AS dapat dimanfaatkan pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi dan memperluas kerja sama perdagangan.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral