- Antara
Pasar Saham Dibuka Lesu Usai Libur Lebaran, IHSG dan LQ45 Terkoreksi
Langkah Penstabilan Pasar
Menanggapi volatilitas pasar yang meningkat, beberapa perusahaan milik negara di China berjanji untuk meningkatkan pembelian saham guna menstabilkan pasar. China Reform Holdings (Guoxin), misalnya, berencana menginvestasikan 80 miliar yuan ($11 miliar) dalam saham dan ETF, sebagai upaya untuk memperkuat kepercayaan investor.
Di Thailand, Bursa Efek Thailand mengumumkan penurunan batas atas dan bawah perdagangan saham dari 30% menjadi 15%, serta memberlakukan larangan short-selling. Langkah-langkah ini diambil untuk mengurangi volatilitas pasar yang disebabkan oleh kondisi keuangan yang tidak menentu.
Investor Kabur dari Risiko
Pelaku pasar tampaknya memilih menarik diri dari aset-aset berisiko, termasuk saham di negara berkembang seperti Indonesia. Saham-saham unggulan dalam indeks LQ45 justru menjadi korban utama. Penurunan nyaris 11 persen pada indeks ini menunjukkan bahwa investor institusional melakukan jual besar-besaran pada saham-saham blue chip, yang biasanya menjadi tumpuan kestabilan IHSG.
Analis pasar modal menyebutkan bahwa kejatuhan ini bisa menjadi awal dari tren bearish jika tekanan global dan sinyal perlambatan ekonomi domestik tak segera diatasi.
Arah Pasar Masih Gelap
Kondisi ini menyisakan kekhawatiran mendalam: apakah pasar akan segera pulih atau justru masuk ke fase krisis baru?
Sementara otoritas fiskal dan moneter belum memberikan sinyal dukungan berarti, pelaku pasar kini hanya bisa berharap pada stabilitas eksternal dan kepastian kebijakan dalam negeri. (nsp)