Serikat Petani Indonesia ingin pemerintahan Prabowo evaluasi Kepala Bapanas, buntut mahalnya harga beras yang dirasa tidak sejalan dengan peningkatan kesejahteraan petani..
Sumber :
  • Dok. Bulog

Gabah Murah tapi Beras Mahal, Serikat Petani Indonesia Ingin Prabowo Evaluasi Kepala Bapanas

Kamis, 26 September 2024 - 00:27 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Selama pemerintahan Jokowi, kondisi petani di Indonesia dirasa kurang mengalami peningkatan kesejahteraan secara signifikan meskipun harga beras semakin mahal.

Hal ini diakui oleh Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih, yang mengeluhkan tingginya harga beras di Indonesia tidak linier dengan peningkatan kesejahteraan petani.

Menurut data Bank Dunia, harga beras di Indonesia bahkan menjadi yang paling mahal di ASEAN. Ketidakseimbangan ini memperburuk kesejahteraan petani yang dirasa terus menurun.

Sebagai contoh, berdasarkan laporan BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) per April 2024 tercatat 116,79 atau turun sebesar 2,18%.

Penurunan ini terjadi lantaran Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) turun sebesar 1,74%, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,45%.

Ketidakberesan pada tata kelola pangan ini sebenarnya disadari oleh pemerintah. Karenanya, beberapa waktu lalu Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Dirut Bulog, Bayu Krisnamurthi.

Namun, Henry Saragih juga menyoroti bahwa salah satu yang harus pertanggung jawab juga atas kondisi ini Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi.

“Bayangkan saja, gabah yang dijual petani hanya dihargai Rp6 ribu per kilogram. Setelah diolah dan dijual, harga eceran beras bisa lebih dari Rp15 ribu per kilogram. Ini hanya terjadi di era Jokowi,” kata Henry dalam pernyataannya di Jakarta pada Rabu, (25/9/2024).

Henry mengungkapkan bahwa masalah ini telah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi, namun belum ada tindakan konkret.

Kritik yang dilayangkan SPI terhadap kebijakan Bapanas juga dirasa tidak mendapatkan respons yang memadai.

“Kepala Bapanas perlu diganti. Jokowi sebentar lagi akan digantikan oleh Prabowo, dan kami berharap beliau lebih serius memperhatikan sektor pertanian,” tambahnya.

Henry juga berharap bahwa pemerintahan Prabowo nantinya akan menunjuk seorang pemimpin Bapanas yang menolak neo-liberalisme dan memiliki pemahaman mendalam tentang sektor pertanian.

Menurutnya, tata kelola industri beras sebaiknya diserahkan kepada industri kecil dan koperasi, bukan kepada kapitalis besar.

"Satu lagi, Perum Bulog harus lebih diberdayakan. Bulog memiliki keterbatasan keuangan, jadi tidak bisa menyerap gabah dari petani dengan maksimal," jelas Henry.

Henry juga menyinggung luasnya alih fungsi lahan pertanian selama era Jokowi. Ia mencatat bahwa lebih dari 1,5 juta hektar lahan pertanian telah dialihkan untuk berbagai proyek, seperti Bandara Kertajati, jalan tol, PIK, dan proyek strategis nasional lainnya.

“Kesenjangan lahan semakin tinggi,” katanya.

Sementara itu, Country Director for Indonesia and Timor-Leste dari Bank Dunia, Carolyn Turk, mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia adalah yang tertinggi di ASEAN. 

Pada saat yang sama, kesejahteraan petani di Indonesia termasuk yang rendah.

"Konsumen Indonesia membayar harga yang jauh lebih tinggi untuk beras dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya," ujar Turk dalam acara Indonesia International Rice Conference (IIRC) di Bali pada Kamis, 19 September 2024.

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Ketum Perpadi), Sutarto Alimoeso, menyebutkan bahwa harga beras yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh panjangnya rantai pasok.

Hal ini diperparah dengan sulitnya petani memperoleh pupuk dan benih unggulan.

“Rantai pasoknya panjang. Petani bekerja selama empat bulan, tapi pupuk susah didapat, benih berkualitas juga sulit, sehingga beberapa terpaksa membeli secara online yang kualitasnya tidak jelas,” kata Sutarto, mantan Direktur Utama Perum Bulog.

Masalah harga gabah dan kesejahteraan petani yang semakin terpuruk memang menjadi sorotan banyak pihak. 

Oleh karena itu, diperlukan langkah serius dari pemerintah, terutama pemerintahan Prabowo yang akan datang, untuk memperbaiki tata kelola pangan di Indonesia.

Harapan petani saat kni bertumpu pada perhatian yang lebih besar terhadap sektor ini demi kesejahteraan yang lebih baik.

Jokowi: Hargai Kerja Keras Petani

Pada Hari Tani Nasional 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) serukan seluruh banga menghargai kerja keras petani.

Jokowi menegaskan petani Indonesia berhasil menjadi penjaga ketahanan pangan dan menjaga keseimbangan alam.

"Mari kita bersama-sama menghargai kerja keras petani yang menjaga keseimbangan alam dan ketahanan pangan Indonesia," kata Jokowi melalui akun media sosial X @jokowi, dipantau di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Diketahui, Hari Tani Nasional merupakan peringatan atas perayaan lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) pada 24 September 1960. Undang-undang ini dianggap sebagai tonggak penting dalam reformasi agraria di Indonesia.

Dalam akun media sosial Jokowi turut diunggah foto ilustrasi Istana Kepresidenan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, dikelilingi petani yang tengah memanen hasil pertanian.

Hari Tani Nasional diperingati setiap tahun di Indonesia dan memiliki sejarah yang menarik, mengingat pentingnya sektor pertanian bagi negara. Presiden mengatakan Hari Tani Nasional adalah pengingat pentingnya petani bagi kehidupan bangsa. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:36
01:07
02:33
00:50
03:23
06:45
Viral