Ilustrasi - Pekerja menata pupuk urea di dalam gudang persediaan pupuk.
Sumber :
  • tim tvOne

Pupuk Non Subsidi di Luwu Capai 530 Ribu, Petani Menjerit

Rabu, 22 Desember 2021 - 12:36 WIB

Luwu, Sulsel - Harga pupuk non subsidi di sejumlah toko pertanian di Kabupaten Luwu melambung tinggi. Pupuk jenis urea dijual dikisaran Rp530 ribu, NPK Phonska plus Rp270 ribu, ZA Rp320 ribu dan Sp36 Rp480 ribu per karung.

Daniel, 42 tahun, seorang petani di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, Sulawesi Selatan, mengatakan mahalnya harga pupuk di Luwu tidak sebanding dengan harga gabah yang justru anjlok. 

Kondisi ini kata dia, memaksa petani untuk berlomba-lomba mendapatkan pupuk subsidi pemerintah.

"Harga pupuknya mahal, terus mengalami kenaikan. Tapi tidak sebanding dengan harga gabah kami yang justru anjlok dikisaran Rp 4.300 perkilogramnya. Pemerintah harusnya memikirkan nasib kami sebagai petani yang jelas dirugikan dengan mahalnya harga pupuk non subsidi," kata Daniel, Rabu (22/12/2021).

Sementara pupuk subsidi pemerintah, hanya bisa diperoleh petani yang tergabung dalam kelompok tani, sementara fakta yang terjadi di Luwu, tidak semua petani tergabung dalam kelompok tani, itu disebabkan karena kebanyakan hanya berstatus sebagai petani penggarap.

"Belum lagi harga pestisida yang ikut ikutan mahal. Untung kalau hasil panennya bagus, tapi kalau padinya rusak diserang hama atau terkena banjir, kan rugi lagi kami sebagai petani. Sudah keluarkan modal banyak," ujarnya.

Nurahmi Hidayat, Kepala bidang Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Luwu, mengatakan harga pupuk non subsidi untuk jenis urea memang mengalami kenaikan signifikan. Sekarang sudah pada posisi Rp 530 ribu persak.

"Memang naik jadi Rp530 ribu saat ini. Itu untuk pupuk non subsidi. Kalau subsidi dikisaran Rp 115 ribu persaknya," kata Nurahmi Hidayat

Nurahmi menjelaskan kebutuhan pupuk akan meningkat jelang musim tanam Januari 2022 mendatang. Saat ini sebagian petani sudah mulai turun sawah.

Kenaikan harga pupuk non subsidi ini kata Nurahmi disebabkan bahan baku pupuk harganya naik sehingga produsen menaikkan harga.

"Tidak berdampak siginifikan ke kita di Luwu. Karena petani rata-rata menggunakan pupuk subsidi pemerintah yang harganya terjangkau," ujarnya. (Haswadi/ito) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:30
02:02
03:14
01:41
00:54
09:38
Viral