- Tim tvOne/Ahmad Yudiansyah
Update Kasus Malapraktik Oknum Lurah Rangkap Bidan, Bidan ZN Resmi Ditetapkan sebagai Tersangka
Prabumulih, tvOnenews.com - Setelah melakukan pemeriksaan yang cukup panjang terhadap bidan ZN dalam kasus malapraktik yang menjerat oknum bidan sekaligus lurah di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan tersebut, Polres Prabumulih akhirnya menaikkan status bidan ZN menjadi tersangka.
Kabid Humas Polda Sumsel, didampingi Kombes Pol Sunarto bersama Wadir Krimsus Polda Sumsel AKBP Witdiardi didampingi Kapolres Prabumulih AKBP Endro Aribowo, mengatakan jika bidan ZN seharusnya tidak boleh melakukan praktik medis atau kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, Surat Keputusan Wali Kota Prabumulih tentang pengangkatan jabatan di lingkungan pemerintah Kota Prabumulih menyebutkan jika bidan ZN tidak bekerja pada fasilitas kesehatan milik pemerintah Kota Prabumulih sebagai tenaga kesehatan.
Selanjutnya, dari rangkaian penyelidikan dan pemeriksaan, penyidik berkesimpulan terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka ZN. "Bidan ZN sendiri telah mengakui perbuatanya yang telah membuka praktik bidan mandiri tanpa izin," ungkap Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto.
Kabid Humas juga mengatakan saat ini oknum ZN telah ditetapkan menjadi tersangka namun belum dilakukan penahanan karena masih dalam pemeriksaan. "Saat ini telah kami tetapkan tersangka dan masih menjalani pemeriksaan petugas kami," terangnya.
Terkait modus, Kabid Humas mengaku bidan ZN membuka praktik bidan mandiri dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menggunakan identitas berupa gelar serta menggunakan alat.
"Metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan yang bersangkutan merupakan tenaga kesehatan yang sah padahal izin mati," bebernya.
Lebih lanjut kabid humas menuturkan, penyidik telah melakukan rangkaian pemeriksaan kepada 13 saksi antara lain petugas kesehatan, BPK SDM Kota Prabumulih, IBI Kota Prabumulih, DPMPTSP Kota Prabumulih, pegawai apotek, pasien, keluarga dan perangkat desa setempat.
Selain itu, juga diperiksa tiga orang saksi antara lain saksi ahli hukum pidana, ahli Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI dan ahli Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel yang menyatakan bahwa ZN tidak boleh melakukan praktek medis dan pelayanan kesehatan dan ZN melanggar Pasal 441 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 312 serta 439 UU RI nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan. (ayh/wna)