- Tim tvOne - Aditya Bayu
Curah Hujan Tinggi, Siswa SMP di Banyubiru Belajar Dibawah Ancaman Longsor
Semarang, Jawa Tengah - Longsor yang terjadi di kawasan gunung Kelir, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah membuat siswa dan pengajar di SMP Negeri 3 Banyubiru was-was. Mereka khawatir ada longsor susulan yang akan membahayakan warga sekolah jika hujan deras kembali mengguyur kawasan gunung Kelir.
Kepala SMP Negeri 3 Banyubiru, Joko Parnoto, mengatakan ada kekhawatiran jika lereng bukit setinggi 60 meter yang berada tepat di belakan gedung sekolah mereka, kembali longsor saat hujan deras mengguyur.
Kendati material guguran tidak berdampak langsung pada kerusakan fasilitas pendidikan ini, pihak sekolah setempat tetap meningkatkan kewaspadaan, guna menghindari hal- hal yang tidak diinginkan.
" Di sini cuaca cepat berubah, kalau tiba- tiba hujan dan anak- anak masih mengerjakan tes akhir tahun, tetap kita hentikan dan mereka dipulangkan," ungkap Joko Parnoto, Selasa (7/6/2022).
Joko juga menjelaskan, pada hari Senin kemarin sempat terjadi guguran meterial batu dan tanah dari lereng bukit di belakang sekolahnya kembali ambrol setelah wilayah Desa Wirogomo diguyur hujan lebat pada Senin siang hingga sore.
" Saat kejadian kemarin, seluruh siswa sudah pulang. Namun sebanyak 22 orang seluruh guru dan tenaga kependidikan yang masih berada di lingkungan sekolah terpaksa harus meninggalkan ruang mereka untuk menjauh dari lereng bukit," jelasnya.
Guna menghindari hal yang tak diinginkan, semua orang yang ada di lingkungan sekolah kami minta segera keluar dan mencari lokasi yang aman.
"Di tengah hujan lebat, kami mendengar suara gemuruh tetapi bukan suara guntur, sehingga semua guru dan staf sekolah segera berlari menjauhi lereng tebing untuk mencari lokasi yang aman," lanjut Joko.
Hari Selasa(7/6/2022), kegiatan di SMPN 3 Banyubiru kembali berjalan normal dan para siswa kelas VII dan kelas VIII mengikuti tes penilaian akhir tahun di ruang kelasnya masing- masing.
" Meski semua kegiatan hari ini berlangsung normal namun kewaspadaan terhadap terjadinya guguran susulan masih ditingkatkan, karena kondisi cuaca masih tidak menentu dan cenderung turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi," imbuhnya.
Sementara itu Alfredo, siswa kelas VIII yang sedang mengikuti tes penilaian akhir tahun mengaku ada kekhawatiran jika kembali terjadi longsor susulan.
"Sebenarnya masih merasa was-was juga, terutama jika pada saat kami masih melakukan kegiatan di dalam ruang kelas dan tiba- tiba saja mendung lalu turun hujan lebat," ungkapnya. (Abc/Buz)