Warga Kesulitan Air Bersih dan 19 Desa di Tapteng Masih Terisolir
Aceh, tvOnenews.com - Kondisi sejumlah wilayah terdampak banjir bandang di Aceh dan Sumatera Utara berangsur membaik, namun kebutuhan dasar warga masih jauh dari terpenuhi.
Laporan langsung dari dua daerah terdampak menunjukkan upaya pemulihan terus dilakukan pemerintah dan tim gabungan, sementara akses energi dan air bersih menjadi tantangan utama di lapangan.
Di Kabupaten Aceh Tamiang, situasi pascabencana mulai pulih setelah banjir bandang melanda beberapa hari lalu. Pemerintah dan tim gabungan telah melakukan pembersihan pada sejumlah titik, termasuk ruas jalan lintas Medan–Banda Aceh serta fasilitas publik.
Mapolres Aceh Tamiang yang tertutup lumpur setinggi sekitar satu meter kini mulai dibersihkan oleh tim BKO Brimob Polda Aceh.
Jumlah korban jiwa hingga saat ini tercatat sebanyak 57 orang, sedangkan jumlah pengungsi masih bertahan pada angka 262.000 jiwa.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih memperbarui data secara berkala. Pada proses penyisiran kendaraan terendam yang sebelumnya dikabarkan berisi korban, pihak kepolisian tidak menemukan mayat seperti yang diberitakan.
Meski upaya pemulihan berlangsung, ketersediaan listrik menjadi persoalan krusial. Di Aceh Tamiang, pasokan listrik baru menyala sekitar 1 persen dan itu pun belum stabil karena masih sering padam-hidup secara bergantian.
Sementara di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah air bersih.
Pipa air Perumda Mualna Naita Palunang mengalami kerusakan cukup parah akibat banjir bandang, menyebabkan warga kesulitan memenuhi kebutuhan air harian. Pemerintah daerah belum memberikan penjelasan mengenai tingkat kerusakan infrastruktur tersebut.
Bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta terus berdatangan, namun distribusinya tersendat karena 19 desa masih terisolasi. Pengiriman logistik menggunakan jalur udara pun kerap terkendala cuaca buruk.
Selain air bersih, kelangkaan tabung LPG juga terjadi. Kalaupun tersedia, harga LPG 3 kg bisa mencapai Rp 130.000.
Akses jalan juga belum sepenuhnya terbuka. Dua kecamatan masih terisolasi, dengan Kecamatan Mursala Huis menjadi wilayah paling terdampak karena seluruh jalur menuju daerah itu terputus akibat amblas.
Di Kecamatan Sitahuis, TNI terus membuka akses jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Sibolga–Tapanuli Tengah. Perkiraan pemerintah setempat menyebutkan akses menuju kabupaten dapat kembali dibuka dalam dua hari mendatang jika proses perbaikan berjalan lancar.
Laporan dari lapangan menegaskan bahwa meskipun kondisi mulai membaik, kebutuhan dasar seperti listrik, air bersih, logistik, dan akses jalan masih menjadi fokus utama penanganan bencana di Aceh Tamiang dan Tapanuli Tengah.
Pemerintah daerah dan tim gabungan terus berupaya mempercepat pemulihan agar warga terdampak dapat segera kembali menjalani aktivitas normal.