- Kolase tim tvOnenews
Legenda Irak Sebut Timnas Irak Dalam Tekanan Berat Jelang Round 4, Timnas Indonesia Bisa Ketiban untung Jika Skenarionya...
tvOnenews.com - Legenda sepak bola Irak blak-blakan, sebut Timnas Irak berpotensi dalam tekanan berat jelang Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Timnas Indonesia bisa ambil keuntungan?
Jelang babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan Oktober mendatang, tekanan berat tengah menyelimuti Timnas Irak.
Kegagalan Irak menjadi tuan rumah round 4 membuat ekspektasi suporter meningkat tajam, hingga dikhawatirkan justru berdampak negatif bagi performa skuad Singa Mesopotamia.
Di sisi lain, kondisi ini bisa menjadi celah bagi Timnas Indonesia yang kemungkinan akan satu grup dengan Irak pada babak tersebut.
Mantan pemain Timnas Irak, Ali Wahaib, menilai skuad asuhan pelatih Graham Arnold sedang berada dalam situasi genting.
- REUTERS/Thaier Al-Sudani
Menurutnya, Irak tidak hanya kalah kualitas dibanding tim-tim kuat seperti Arab Saudi dan Qatar, tapi juga kehilangan keuntungan psikologis karena tidak bermain di kandang.
“Jika melihat level tim-tim di babak play-off Asia, tim Saudi dan Qatar secara teknis lebih unggul dari tim Irak dan menikmati keuntungan dari kandang dan dukungan suporter,” ujar Wahaib dikutip dari Winwin.
Suporter Irak Bisa Jadi Tekanan Tambahan
Ali Wahaib menegaskan bahwa satu-satunya harapan Irak untuk bersaing di round 4 adalah tampil dengan semangat tinggi.
Sebab, secara kualitas, mereka masih tertinggal dari Saudi dan Qatar yang bertindak sebagai tuan rumah babak ini.
"Untuk mengurangi perbedaan ini, hanya ada satu harapan, yaitu Singa Mesopotamia bermain dengan semangat juang," kata Wahaib.
Irak sendiri baru satu kali tampil di ajang Piala Dunia, yakni pada edisi 1986 di Meksiko. Fakta tersebut membuat ekspektasi publik sangat besar terhadap keberhasilan Aymen Hussein dan rekan-rekannya dalam membawa Irak kembali ke panggung dunia.
Wahaib bahkan meyakini bila tim kembali gagal, publik Irak tidak akan menunjukkan simpati.
“Jika permainan timnas Irak tidak penuh semangat, saya tidak yakin tim Irak akan mampu mencapai Piala Dunia 2026. Suporter tidak akan memberi belas kasihan kepada tim Irak jika gagal lagi,” ucapnya.
- REUTERS/Thaier Al-Sudani
Tekanan di Kandang Diakui Bikin Pemain Tidak Nyaman
Menariknya, laporan Winwin mengungkap sisi lain dari tekanan ini. Sejumlah pemain Irak justru mengaku lebih nyaman bermain di luar negeri ketimbang di kandang sendiri.
Hal ini terlihat dalam laga kontra Yordania yang berakhir imbang tanpa gol di Basra. Kritik tajam dari suporter setelah laga tersebut memberi dampak psikologis kepada para pemain.
“Dalam beberapa kasus, menurut kesaksian beberapa pemain tim nasional, antusiasme suporter dapat berubah menjadi tekanan negatif.
Beberapa pemain menyatakan kritikan setelah melawan Yordania di Basra berdampak psikologis pada mereka,” tulis Winwin.
Para pemain justru merasa lebih tenang saat berlaga di luar negeri, seperti saat menghadapi Yordania di Amman dan Oman di Muscat.
Ini menunjukkan bahwa dukungan besar di kandang belum tentu selalu membawa dampak positif.
- Tim tvOnenews - Taufik Hidayat
Indonesia Bisa Ambil Keuntungan?
Timnas Indonesia sendiri disebut-sebut berpeluang satu grup dengan Irak dalam round 4 yang akan digelar pada 8, 11, dan 14 Oktober 2026.
Undian babak ini dijadwalkan berlangsung pada 17 Juli di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan Irak berada di bawah tekanan besar dari publik sendiri, serta tidak bermain di kandang, Indonesia bisa memanfaatkan situasi ini untuk mencuri poin.
Secara performa, Timnas Indonesia sedang berada dalam tren positif setelah tampil solid di round 3 dan memastikan diri lolos ke round 4 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Dengan kekompakan tim, serta kehadiran pemain-pemain naturalisasi seperti Jay Idzes, Justin Hubner, dan Rafael Struick, Indonesia punya peluang untuk memberi kejutan.
Jika benar Irak dan Indonesia tergabung dalam grup yang sama, maka tekanan publik terhadap Irak bisa menjadi faktor penentu.
Sebaliknya, Indonesia yang tengah menikmati momentum dan minim beban bisa bermain lebih lepas.
Dengan demikian, kondisi Irak yang rapuh secara psikologis dapat menjadi keuntungan strategis bagi Garuda dalam perjuangan menuju Piala Dunia 2026. (udn)