- FA Malaysia
FIFA Gelar Penyelidikan Kriminal Terhadap FAM Imbas 7 Pemain Naturalisasi Ilegal Malaysia, Brasil hingga Spanyol Bakal Turun Tangan
Jakarta, tvOnenews.com - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) akan diperiksa oleh FIFA imbas dari proses naturalisasi tujuh pemain secara ilegal. Negara-negara terkait, seperti Spanyol, Brasil hingga Belanda bakal turun tangan.
Pada 3 November 2025, FIFA telah merilis keputusan untuk menolak banding yang diajukan oleh FAM. Tidak ada bukti yang meringankan proses naturalisasi ketujuh pemain naturalisasi itu secara ilegal.
Mereka adalah Facundo Garces, Jon Irazabal, Hector Hevel, Joao Figueiredo, Imanol Machuca, Rodrigo Holgado, dan Gabriel Palmero. FAM disinyalir sudah melakukan pemalsuan dokumen.
Yang dipalsukan adalah data kelahiran kakek atau nenek masing-masing pemain. Dalam laporan FAM, mereka disebut lahir di Malaysia, padahal tidak.
Setelah banding ditolak, Sekretariat FIFA dilaporkan telah mengajukan investigasi terhadap FAM. Rekomendasi ini dibuat setelah FAM tidak mengungkap nama kepada Komite Banding FIFA soal individual yang terlibat dalam pemalsuan dokumen.
Sekretariat FIFA menggelar penyelidikan terhadap FAM. Hal ini dilakukan demi menemukan individual yang bertanggung jawab atas pemalsuan dokumen.
“Rekomendasi ini diajukan setelah Komite Banding FIFA menemukan bahwa FAM masih belum menyebutkan nama-nama individu yang terlibat dalam kasus pemalsuan dokumen yang melibatkan ketujuh pemain tersebut,” demikian laporan dari media Malaysia, Makan Bola.
“Oleh karena itu, Sekretariat FIFA diperintahkan untuk menyelidiki operasi internal FAM. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menemukan individu-individu yang bertanggung jawab atas kasus pemalsuan dokumen para pemain,” tambahnya.
“Sebenarnya, ini bertujuan untuk meninjau efektivitas tata kelola operasional internal dan mekanisme kepatuhan FAM,” tulis Makan Bola.
Tak hanya terhadap FAM, FIFA juga meminta agar otoritas kriminal yang komponen di negara-negara asal pemain terkait untuk ikut turun tangan. Itu artinya Brasil, Argentina, Belanda, dan Spanyol juga ikut turun tangan.
Pihak-pihak otoritas kriminal di negara-negara terkait telah diberi tahu agar penyelidikan yang pantas untuk segera dilakukan.