- AP Newsroom
Sebarkan Informasi yang Salah, Hasil Pencarian TikTok Dilaporkan
"Ini baik ketidakmampuan atau itu sesuatu yang lebih buruk," ucap Steven Brill ke The Associated Press, dikutip dari laman Apnews pada Kamis (15/9/22).
TikTok merilis pernyataan sebagai tanggapan atas laporan NewsGuard yang mencatat bahwa komunitasnya melarang untuk menyebarkan kesalahan informasi yang berbahaya dan berfungsi juga untuk mempromosikan konten yang berpengaruh untuk pengguna yaitu tentang topik penting seperti COVID-19.
"Kami tidak mengizinkan menyebarkan kesalahan informasi yang berbahaya, termasuk kesalahan informasi medis, dan kami akan menghapusnya dari platform," ucap ByteDance, perusahaan China yang mendirikan aplikasi TikTok, dikutip dari laman Apnews pada Kamis (15/9/22).
TikTok telah mengambil langkah lain yang kabarnya dapat mengarahkan pengguna ke sumber yang dapat dipercaya. Misalnya, pada tahun ini perusahaan membuat pusat pemilihan untuk membantu pemilih AS menemukan tempat pemungutan suara atau informasi tentang kandidat.
Platform tersebut telah menghapus lebih dari 102 juta video yang melanggar aturannya pada awal tahun 2022. Namun, hanya sebagian kecil dari mereka yang melanggar aturan dari TikTok karena menyebarkan informasi yang salah.
Para peneliti menemukan bahwa fitur pencarian TikTok sendiri tampaknya dirancang untuk mengarahkan pengguna ke infromasi palsu dalam beberapa kasus. Ketika peneliti mengetikkan kata-kata "vaksin COVID" ke dalam fitur pencarian, misalnya, fitur tersebut menyarankan pencarian pada kata-kata kunci termasuk "vaksin COVID terpapar" dan "luka vaksin COVID".
Akan tetapi, ketika pencarian yang sama dilakukan di Google, fitur pencarian itu akan menyarankan pencarian yang berkaitan dengan informasi yang lebih akurat tentang klinik vaksin, berbagai jenis vaksin, dan vaksin booster.