- (Foto/antara)
Kenaikan Harga BBM jadi Fenomena Global, Ekonom Sebut Subsidi Bisa Dipangkas 70 Persen
Jakarta - Pengamat Ekonomi Faisal Basri menyoroti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Dia mengatakan kenaikan harga BBM tersebut merupakan sesuatu yang perlu dipahami dengan baik.
Menurutnya kenaikan harga minyak merupakan fenomena global. Hampir semua negara, termasuk produsen besar, seperti Arab Saudi, sudah menaikkan harga BBM.
"Harga di Indonesia lebih murah dibandingkan Arab Saudi," kata Faisal Basri dalam keterangannya, Minggu (3/9/2022).
Faisal Basri menjelaskan harga BBM bersubsidi di Indonesia sangat jauh dari harga keekonomiannya. Subsidi Solar lebih dari Rp 10 ribu per liter dan Pertalite Rp 7.100 per liter.
Dia mengatakan dengan melihat kondisi tersebut, kebutuhan BBM bersubsidi tidak bakal cukup jika terus melihat fenomena sekarang.
"Berapa pun kuota BBM bersubsidi tidak akan pernah cukup," jelasnya.
Selain itu, Faisal Basri mengaku kenaikan harga BBM memang perlu dilakukan. Akan tetapi, dia mengatakan kenaikan harga BBM perlu dijalankan dengan terukur agar tidak terlalu memebani rakyat.
“Gunakan semua instrumen untuk meringankan beban rakyat," tambahnya.
Sementara itu, Faisal menuturkan skenario pengendalian subsidi BBM harus diperhatikan DPR. Dia menjelaskan skenario itu termasuk pembatasan konsumen, penyesuaian harga, atau kombinasi keduanya.
Adapun data yang diterima DPR hanya 30 persen BBM bersubsidi dikonsumsi sepeda motor dan angkutan umum.
Dengan demikian, Faisal Basri mengungkapkan subsidi BBM bisa dipangkas 70 persen jika hanya kedua jenis kendaraan itu boleh mengonsumsinya.
"Saya kira ini akan lebih baik dilakukan segera. Pertamina sudah menyatakan sanggup melaksanakan mekanisme ini," imbuhnya.(lpk/mut)