- Kolase tvOnenews.com
Sanksi PTDH Menghantui Ferdy Sambo, Pengajuan Banding Belum Dilayangkan Ke Mabes Polri
Jakarta - Sebelumnya, Ferdy Sambo telah menjalani sidang kode etik pada Kamis (25/8/2022) selama 18 Jam berlangsung. Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) dipimpin oleh Kabaintelkam Polri, Komjen Pol Ahmad Dofiri.
Ferdy Sambo telah dijatuhi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dalam Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP). Sanksi diputuskan dalam sidang setelah memanggil 15 orang saksi, termasuk ketiga tersangka lainnya, Bharada E, Kuat Ma’ruf, dan Bripka RR.
Meski demikian, Ferdy Sambo tetap melayangkan banding terkait putusan sidang tersebut.
Namun hingga hari Senin (29/8/2022), Polri belum menerima pengajuan banding yang akan dilayangkan oleh mantan Kadiv Propam tersebut.
Pengajuan Banding Belum Diterima
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku pihaknya hingga kemarin saat dikonfirmasi belum menerima banding dari Ferdy Sambo.
"Sampai dengan hari ini dari Propam, belum menerima memori banding (Ferdy Sambo,red)," ujar Irjen Dedi Prasetyo setelah dihubungi, Senin (29/8/2022).
Irjen Dedi menjelaskan Ferdy Sambo memiliki waktu tiga hari kerja untuk mengajukan banding tersebut.
Selain itu, dia mengatakan sesuai aturan yang ada, Ferdy Sambo mempunyai waktu selama 21 hari, sejak diterimanya putusan Sidang KKEP.
"Tetap proses selama 21 hari kerja, akan diputus," jelasnya.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo. (ANTARA)
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo. (ANTARA)
Sementara itu, kuasa hukum Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis mengaku kliennya telah mengajukan banding resmi terkait keputusan sidang tersebut.
"Sudah diajukan dari pendamping beliau (Ferdy Sambo) melalui Divkum Polri," kata Arman.
Namun, Arman enggan merinci kapan pengajuan banding tersebut dilakukan.
Dia beralasan belum mengajukan memori banding Ferdy Sambo karena masih memiliki 21 hari untuk menyerahkan hal tersebut.
"Sesuai aturan," ucapnya.
Majelis KKEP secara kolektif kolegial memutuskan mantan Kadiv Propam Polri itu bersalah dan menjatuhkan sanksi berupa sanksi etik, yakni perilaku pelanggaran dinyatakan sebagai perbuatan tercela.
Kedua sanksi administrasi berupa penempatan khusus (patsus) selama 30 hari di Rutan Koprs Brimob, dan patsus tersebut telah dijalani oleh pelanggar.
Kemudian sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) sebagai anggota Polri.