- Istimewa
Tujuh Agenda Prioritas Dibahas Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20
Terkait masalah sektor keuangan, para anggota membahas exit strategy dari COVID-19 guna mendukung pemulihan yang adil berkenaan dengan aspek stabilitas keuangan, dan scarring effects. Didiskusikan juga upaya untuk mengatasi kerentanan di Lembaga Keuangan Non-Bank (NBFI), risiko keuangan terkait iklim; aset kripto; inklusi dan digitalisasi keuangan; dan inisiatif kesenjangan data baru.
Para anggota mendukung penguatan ketahanan sistem keuangan global dan meminta Dewan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Board/FSB) untuk mengintensifkan pemantauannya. Dalam hal ini para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 berkomitmen untuk menjaga stabilitas keuangan global, termasuk melalui koordinasi berkelanjutan dari langkah-langkah kebijakan dan penerapan standar internasional. Para anggota juga menyambut baik Laporan Interim FSB terkait exit strategy dan scarring effect dari COVID-19, serta mengharapkan laporan akhir sebelum KTT G20 pada bulan November.
G20 melanjutkan pembahasan mengenai sistem pembayaran di era digital untuk menghasilkan pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklsuif karena hal ini akan memberikan manfaat yang luas bagi perekonomian dunia. Peta jalan G20 atau G20 Roadmap untuk meningkatkan pembayaran lintas batas yang cepat, murah, aman, dan inklusif. Sebagai contoh implementasi regional pada G20 Roadmap for Enhancing Cross Border Payment Roadmap, bank sentral di negara ASEAN-5 akan menandatangani General Agreement on Payment Connectivity pada ASEAN-5 Central Banks pada November 2022.
Presidensi G20 Indonesia juga telah menyelenggarakan serangkaian side events yang diselenggarakan bersama dengan pertemuan G20 dalam kerangka tema Presidensi Indonesia, Recover Together, Recover Stronger’. Seminar Tingkat Tinggi G20 berjudul Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity yang berkolaborasi dengan Saudi Arabia bertujuan untuk mengatasi isu pangan yang sedang terjadi berikut tantangannya, serta potensi kolaborasi global.
Pada topik terkait, Presidensi Indonesia berharap dapat memahami perspektif dan mengumpulkan data terkini mengenai situasi yang terjadi untuk mengidentifikasi solusi yang berbasis data. Selain itu, perlunya mencari solusi untuk mengatasi kelangkaan pasar, mendukung perdagangan pertanian dan pasar pupuk, serta proposal mengenai bagaimana kolaborasi global dapat diperkuat untuk megatasi kerawanan pangan dan masalah terkait.
Dalam Seminar Tingkat Tinggi berjudul Macroeconomic Policy Mix for Stability and Economic Recovery, para negara anggota juga membahas pentingnya koordinasi yang kuat antar pembuat kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil yang berperan dalam pemulihan ekonomi. Presidensi G20 Indonesia juga mengadakan 2022 G20 Infrastructure Dialogue, Asia Initiative Bali Declaration, dan beberapa side event lainnya.
Pembahasan di semua side event membawa pengayaan dan perspektif baru untuk diskusi yang dilakukan selama dua hari terakhir. Untuk itu, Presidensi Indonesia berterima kasih kepada semua Menteri dan Gubernur yang telah berbagi pandangan pada acara side events ini.