- Tangkapan layar-Instagram @wargajakarta.id
Ada Seragam Polisi hingga Airsoft Gun di Tangan Pelaku Penyekapan dan Penyiksaan di Pondok Aren Tangsel
Jakarta, tvOnenews.com - Polda Metro Jaya tengah mendalami sejumlah barang bukti mencurigakan yang ditemukan di lokasi penyekapan dan penyiksaan sejumlah orang dengan modus pura-pura membeli mobil lewat sistem cash on delivery (COD).
Polisi diketahui menemukan mulai dari pelat nomor dinas Polri palsu, seragam polisi, hingga airsoft gun.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Polisi Ade Ary Syam Indradi, membenarkan temuan tersebut.
Ia mengatakan, penyidik masih menelusuri asal-usul perlengkapan menyerupai atribut kepolisian itu.
- Antara
“Berdasarkan info dari penyidik, pelat nomor yang ditemukan itu adalah palsu. Kemudian masih dilakukan pendalaman milik siapa seragam tersebut,” ujar Ade Ary di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Selain itu, dari lokasi penyekapan juga ditemukan benda mirip senjata api, namun dipastikan bukan senpi melainkan airsoft gun.
“Ada juga benda yang mirip senjata api, tapi itu airsoft gun. Saat ini masih dilakukan pendalaman,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, aksi brutal tiga pria di Tangerang Selatan (Tangsel) berakhir di tangan polisi.
Mereka ditangkap Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya usai menyekap dan menyiksa sejumlah orang dengan modus pura-pura membeli mobil lewat sistem cash on delivery (COD).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Polisi Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, para pelaku memancing korbannya dengan transaksi jual-beli mobil.
Namun, saat pertemuan terjadi, korban justru dibawa paksa dan disekap di lokasi yang telah disiapkan.
“Subdit Resmob terus melakukan pendalaman. Ada tiga orang yang diamankan, dan saat ini masih didalami serta dikembangkan,” kata Ade Ary di Markas Polda Metro Jaya, Rabu, 15 Oktober 2025.
Dalam penyekapan itu, korban tak hanya ditahan tapi juga dianiaya secara sadis. Mereka mengalami luka-luka di bagian tubuh akibat cambukan dan penganiayaan selama disekap.
Adapun kasus ini pertama kali mencuat setelah video penyiksaan korban beredar luas di media sosial.