- Instagram Atalia Praratya
Rumahnya Sempat Digeruduk Santri, Anggota DPR Atalia Langsung Temui Kemenag dan Forum Pesantren Jabar: Menambah Semangat...
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya menemui Forum Pesantren Jawa Barat (Jabar) dan perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) usai rumahnya digeruduk santri.
Pertemuan itu diunggah dalam akun Instagram pribadi Atalia pada Selasa (14/10). Dalam unggahannya, Atalia menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para pimpinan pondok pesantren (ponpes) yang hadir.
“Alhamdulillah, terima kasih pencerahan dan diskusi hangatnya Pak H. Ahmad Patoni (Kabid Pontren Kemenag Jabar), Pak KH. Eddy Komarudin (Ketua Forum Pondok Pesantren Jawa Barat), Pak KH. Hariri (Sekretaris Forum Pondok Pesantren Jawa Barat), Pak KH. Atep (Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah Jawa Barat), dan Umi Euis (Pimpinan Pondok Pesantren Ar Raid),” tulis Atalia, dikutip Kamis (16/10).
Politisi Partai Golkar itu mengatakan, pertemuannya itu sebagai bentuk komitmen untuk terus memperjuangkan lembaga pendidikan pesantren.
“Menambah semangat memperjuangkan kesejahteraan Pondok Pesantren dan Diniyah Takmiliyah,” ungkap Atalia.
Sebelumnya, puluhan santri menggeruduk rumah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Selasa (14/10). Puluhan santri itu terlihat mengenakan peci dan sarung.
Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB sambil membawa spanduk yang mengungkapkan kekecewaan terhadap Atalia selaku istri dari Ridwan Kamil.
Sejumlah spanduk bahkan meminta agar Atalia dipecat dari jabatannya sebagai anggota DPR.
Koordinator Aliansi Forum Santri Nusantara Bandung Raya, Riki Ramdan Fadilah mengugkapkan, aksi tersebut dilakukan lantaran massa merasa geram dengan pernyataan Atalia terkait Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.
Mereka juga meminta agar Atalia membuat permohonan maaf secara terbuka kepada publik dan pesantren Indonesia.
“Mendesak Pemerintah dan DPR untuk memastikan hak-hak korban tragedi Al-Khoziny, termasuk santunan keluarga korban serta bantuan medis dan psikososial bagi santri yang selamat,” kata Riki. (saa/dpi)