news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Tak Hanya Soroti Crab Mentality dan Inferior Complex, Verrell Minta Kemenpora Dorong Budaya Pemuda yang Suportif.
Sumber :
  • istimewa

Tak Hanya Soroti Crab Mentality dan Inferior Complex, Verrell Minta Kemenpora Dorong Budaya Pemuda yang Suportif 

Merespons program kerja Menpora Erick Thohir yang menekankan transformasi dan evaluasi. Anggota DPR RI, Verrell Bramasta nyatakan dukungan penuh terhadap visi
Senin, 29 September 2025 - 18:12 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Merespons program kerja Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir yang menekankan transformasi dan evaluasi. Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta nyatakan dukungan penuh terhadap visi membangun pemuda berkarakter patriotik dan empatik. 

Hal ini ia lontarkan pada saat Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Senin (29/9/2025).

"Kami dari Fraksi PAN ingin menambahkan satu elemen penting bahwa pemuda Indonesia juga harus suportif," ujar Verrell.

Bahkan ia menegaskan, dengan jumlah pemuda-pemudi Indonesia mencapai 64,22 juta jiwa, Indonesia memiliki kekuatan besar melalui youth mainstreaming dan collective power of the youth. 

Namun, potensi ini terancam oleh dua budaya destruktif yang harus segera dibenahi, yaitu inferior complex dan crab mentality

Verrell menyoroti budaya inferior complex yang membuat banyak anak muda selalu memandang rendah kemampuan bangsanya sendiri. 

“Di dunia hiburan maupun olahraga, banyak talenta hebat, tapi karena terbiasa merasa rendah diri, kita selalu membandingkan diri dengan negara lain dan lupa menghargai potensi kita sendiri,” bebernya. 

Ia juga menyinggung fenomena crab mentality yang masih kuat di kalangan pemuda. 

"Faktanya, ketika masyarakat mengetahui bahwa salah satu yang mendalangi hadiah 
adalah sesama WNI, yang terjadi bukannya didukung oleh sesama pemuda-pemudi Indonesia, tetapi malah di-report akunnya sampai akun itu menghilang," ungkap Verrell.  

Sebagai public figure yang kini duduk di parlemen dan fokus mengabdi pada masyarakat ini, paradoks terbesar generasi muda sekarang adalah perilaku digital yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran. 

“Kita dikenal ramah dan gotong royong, tapi di media sosial justru terkenal paling julid. Nilai-nilai ketimuran harus kembali ditanamkan di dunia digital,” katanya. 

Terkait arah kebijakan kepemudaan ke depan, Verrell mengusulkan tiga hal penting jika nantinya ada pembahasan RUU Kepemudaan. 

Pertama, Mandat Resiliensi Digital yang tidak sekadar pelatihan teknis, melainkan fokus pada penguatan critical thinking dan kemampuan verifikasi fakta agar pemuda Indonesia memiliki ketahanan informasi yang berkelanjutan. 

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral