news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Dua buruh tani di Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA

80 Tahun RI: Nasib Petani Penggarap dan Upaya Mengais Bulir yang Tercecer

Kebijakan harga pembelian pemerintah gabah Rp6.500/kg memberi semangat baru bagi petani, karena adanya kepastian harga, jaminan keuntungan, sekaligus dorongan menanam padi lebih giat.
Minggu, 17 Agustus 2025 - 05:32 WIB
Reporter:
Editor :

Meski memiliki sawah kecil di Indramayu yang baru ditanami, Wahidin lebih sering mengisi waktu dengan berkeliling mencari sisa-sisa padi karena hasilnya langsung bisa bernilai ekonomis.

Setiap hari ia berangkat pagi sekitar pukul delapan, lalu pulang sore dengan rata-rata 10 kilogram gabah, dijual ke bandar seharga Rp6.000 per kilogram.

Jika beruntung, sebagian hasil mengumpulkan sisa padi ia bawa pulang untuk dimasak bersama keluarga. Namun tak jarang semua dijual agar bisa menutup kebutuhan harian.

Istrinya, Nuroh (33),  juga ikut mengumpulkan sisa-sisa panen milik petani, awalnya hanya menemani suami agar tak bosan di rumah, tapi akhirnya ikut merasakan manfaat ekonomi tambahan.

Nuroh bercerita, dalam sehari ia bisa mendapatkan 30 hingga 60 kilogram padi, yang bila dijual menghasilkan Rp200 ribu hingga Rp420 ribu sekali panen. Namun, jika proses panen berlangsung rapi dan bersih, maka pendapatannya hanya bisa sekitar Rp150 ribu.

Dengan dua anak kecil berusia tiga setengah tahun dan satu setengah tahun, hasil mengumpulkan sisa-sisa panen padi dapat membantu menambah tabungan kecil mereka

Bagi pasangan muda ini, bulir padi yang jatuh dari tangkai bukan sekadar sisa, melainkan rezeki yang menyemai harapan dan menjaga dapur tetap mengepul.

Peningkatan ekonomi

Rojai (50) seorang petani asal Desa Tegalkarang sangat bersyukur bisa melakukan panen dengan lancar, apalagi gabah dibeli langsung di pinggir sawah oleh Perum Bulog sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram.​​​​​​​

Rojai merasa hidupnya berubah sejak Bulog hadir membeli gabah langsung di sawah sesuai harga pemerintah, sehingga kini panen bukan lagi sumber ketakutan dan was-was.

Dulu ia merasakan pahitnya harga gabah anjlok hingga Rp3700 per kg, tapi sekarang setiap hektare sawahnya bisa menghasilkan hingga Rp40 juta yang menumbuhkan semangatnya.

Keuntungan itu membuat Rojai mampu menggaji lima buruh tani sepanjang tahun dan mengembangkan ternak sapi, bahkan tahun lalu berhasil menjual hingga 53 ekor.

Yoyon, petani 51 tahun dari Desa Cengkuang, merasa lega dengan hadirnya HPP baru karena terbebas dari tawar-menawar melelahkan dengan tengkulak.

Berita Terkait

1 2
3
4 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:13
01:47
02:41
01:22
01:17
00:57

Viral