- Kolase tvOnenews.com
Ada Tindak Kejahatan dari Kasus Kematian Diplomat Arya Daru? Ahli Psikologi Forensik Bongkar Usaha yang Bisa Dilakukan Pelaku
tvOnenews.com - Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) masih berlanjut.
Arya Daru ditemukan tak bernyawa pada Selasa (8/7/2025) pagi di dalam kamarnya dengan kondisi tidak wajar, wajah dan kepalanya terlilit lakban kuning.
CCTV masih merekam kegiatan Arya Daru pada Senin (7/7/2025) malam atau beberapa jam sebelum kematiannya pun sudah tersebar.
Dalam rekaman tersebut, terlihat Arya Daru sempat membuang sampah, pulang dari kantornya, serta penjaga kost yang terlihat mondar-mandir di depan kamar sang diplomat.
Namun, polisi telah mengungkapkan bahwa penjaga kost mondar-mandir di depan kamar Arya Daru karena diminta tolong oleh istri diplomat muda itu.
Sampai saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dari kasus kematian diplomat muda, Arya Daru ini.
Publik berspekulasi bahwa adanya tindak kejahatan yang campur tangan dalam kasus ini.
Bila memang demikian, seorang ahli psikologi forensik, Reza Indragiri mengungkapkan bahwa pelaku bisa saja menghindari proses hukum.
“Misi kedua dalam setiap aksi kejahatan adalah menghindari proses hukum, caranya kelola segala macam resiko yang bisa muncul,” ungkap Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri dalam program Apa Kabar Indonesia Malam, tvOne, pada Sabtu, (26/7/2025).
- Kolase tvOnenews.com/ Tim tvOnenews - Apa Kabar Indonesia Malam
Banyak cara yang bisa dilakukan pelaku, seperti merusak CCTV, mempengaruhi para saksi, hilangkan barang bukti, bangun alibi, melarikan diri sejauh-jauhnya, termasuk menggunakan sarung tangan, hingga menggunakan zat kimia untuk menghilangkan jejak-jejak si pelaku.
Namun, Reza Indragiri menyebutkan agar kasus ini tidak hanya ditinjau dari satu unsur saja, melainkan dapat melakukan analisis dari banyak data.
“Tapi sebaiknya tidak hanya meninjau pada satu unsur saja, tapi sekian banyak data, sekian banyak informasi itu kita rangkai untuk kemudian membuat kita menjadi lebih terukur dalam membangun spekulasi,” ujar ahli Psikologi Forensik ini.
“Termasuk pada akhirnya dalam membangun simpulan definitif tentang penyebab kematian seseorang,” sambungnya.
Meski kemungkinan aksi kejahatan akan tetap ada, namun Reza menegaskan tidak begitu sinkron dengan temuan Kompolnas.