- Kolase Tim tvOnenews
Ramai Dikabarkan Tewas Terbunuh, Arya Daru Sang Diplomat Muda Disebut Jadi Sasaran Operasi Penghilangan, Kompolnas Bilang Begini....
"Laporan terbaru NSA RI. Tanggal: 22 Juli 2025. Subjek: Almarhum Arya Daru Pangayunan, Diplomat Kemenlu RI. Laporan Independen NSA RI. TTD. Direktur Utama dan Pendiri NSA RI," tulis deskripsi unggahan akun tersebut dikutip pada Jumat (25/7/2025).
- Tangkapan layar unggahan akun Instagram @nationalsecurity.id
Dalam unggahan itu, akun tersebut menyimpulkan hasil autopsi penyebab kematian Arya Daru.
Kesimpulan itu disertai dengan rincian proses pemeriksaan jasad dari Arya Daru Pangayunan.
"NSA RI Menyimpulkan: Kematian Arya Daru Pangayunan Bukan Bunuh Diri, melainkan bentuk pembunuhan terencana dan sistematis oleh aktor atau orang yang merasa terancam oleh misi diplomatik dan penyelidikan korban, terdapat indikasi kuat keterlibatan aktor non negara dan infiltrasi dalam struktur diplomatik internasional," tulis surat yang diunggah akun tersebut.
Tak hanya itu, informasi yang telah beredar pesat itu merinci adanya aksi pembunuhan yang diduga dilakukan oleh profesional.
Bahkan, unggahan itu turut merinci sejumlah pesan yang disampaikan oleh terduga pelaku pada jasad Arya Daru.
"Jenazah dibungkus plastik dan direkatkan dengan lakban kuning, teknik yang biasa digunakan dalam operasi penghilangan jejak/simbol warning (warna lakban)," tulis informasi akun itu.
"Tanda di tubuh bagian perut kiri Bawah menyerupai kode/simbol yang belum berhasil dipecahkan," lanjutnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi turut merespons kabar viral tersebut.
Ia menegaskan bahwa informasi hasil autopsi yang viral itu bukan berasal dari instansi kepolisian.
Dirinya pun mengaku heran beredarmya hasil autopsi jasad Arya Daru di tengah proses penyelidikan yang masih berlangsung.
- tvOneNews
"Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan ke yang menyampaikan ya. Yang jelas fakta-faktanya itu yang kami temukan, nanti saat pemeriksaan ini sudah selesai semua. Tadi ada beberapa ahli yang dilibatkan. Beberapa hasil sudah ada di tangan penyelidik," ungkap Ade Ary, Jakarta, Jumat (25/7/2025).