news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Dok. Raja Ampat.
Sumber :
  • Istimewa

Dihantam Isu Tambang, Warga Curhat soal Kondisi Wisatawan Raja Ampat

Belakangan ini Raja Ampat dihantam soal isu tambang nikel yang diduga merusak lingkungan. Ironisnya, isu negatif digembar-gemborkan itu ternyata
Selasa, 10 Juni 2025 - 02:00 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Belakangan ini Raja Ampat dihantam soal isu tambang nikel yang diduga merusak lingkungan. Ironisnya, isu negatif digembar-gemborkan itu ternyata berdampak pada wisawatan.

Hal ini sontak membuat warga setempat, Joshias curhat soal kondisi wisatawan Raja Ampat. 

Dilansir dari Antaranews, pada hari Senin (9/6/2025), ia keluhkan, “Biasa satu hari itu 50 sampai lebih speed (boat)-lah, yang masuk (Piaynemo). Tapi karena adanya informasi tambang, hari ini tak sampai 20 (speedboat)."

Bahkan, kata dia, menyebarnya  informasi mengenai keberadaan tambang di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mengakibatkan beberapa wisatawan membatalkan perjalanannya.

Joshias tidak bisa mengira-ngirakan jumlah penurunan wisatawan, tetapi ia menyampaikan pada hari-hari biasa, tepatnya sebelum isu tambang nikel di Raja Ampat mencuat, jumlah wisatawan bisa mencapai 500–1.000 orang per hari.

Ucapan Joshias dibenarkan oleh pedagang-pedagang lainnya yang berjualan minyak pijat dari kelapa, hingga penjual kelapa muda. 

Mereka menyayangkan aktivitas tambang yang berlokasi di Raja Ampat karena membawa pengaruh negatif terhadap minat wisatawan untuk berkunjung.

“Tambang ini menjadi kendala untuk para wisatawan,” keluhnya lagi.

Meski Pulau Gag, sebuah pulau di pinggir Raja Ampat yang menjadi lokasi tambang nikel, terletak sekitar 40 km dari Pulau Piaynemo, kegelisahan akan dampak pertambangan itu tetap menyeruak..

Joshias tidak hanya khawatir terhadap pencemaran laut akibat kehadiran tambang nikel. Lebih dari itu, ia takut jika keberhasilan tambang nikel di Pulau Gag bisa mendorong pulau-pulau lainnya di kawasan Raja Ampat untuk dijadikan area tambang juga.

Ketika pulau-pulau yang berada di dekat Piaynemo menjadi sasaran para penambang nikel, maka tidak ada lagi lautan jernih yang menjadi daya pikat gugusan kepulauan tersebut.

Kekhawatirannya terbukti dengan munculnya aktivitas pertambangan di pulau-pulau lain di Raja Ampat yang masuk ke kawasan Geopark, salah satunya adalah Batang Pele. Adapun jarak dari Piaynemo ke Batang Pele kurang lebih 30 km, 10 km lebih dekat apabila dibandingkan dengan Pulau Gag.

Sebelumnya diberitakan, isu ini mencuat usai Greenpeace Indonesia merilis laporan yang mengungkap dampak serius aktivitas pertambangan nikel di beberapa pulau kecil Raja Ampat, yakni Pulau Gag, Kawe, Manuran, dan dua pulau lainnya. 

Menurut laporan tersebut, lebih dari 500 hektare hutan tropis telah rusak akibat aktivitas tambang. Kerusakan ini juga dikhawatirkan akan mengancam kelestarian 75% dari terumbu karang terbaik dunia yang berada di kawasan Raja Ampat, daerah yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut global.

Greenpeace menilai bahwa eksploitasi tambang di kawasan yang memiliki nilai ekologis tinggi ini adalah ancaman besar, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia. 

Terumbu karang Raja Ampat adalah habitat bagi ribuan spesies laut, banyak di antaranya tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Kehancuran ekosistem laut di wilayah ini bisa berdampak sistemik terhadap keberlanjutan ekosistem laut global. (ant/aag)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:13
01:47
02:41
01:22
01:17
00:57

Viral