Tim SAR Memulai Pencarian Korban KM Hentri.
Sumber :
  • Christ Belseran

Gelombang Capai 5 Meter Jadi Kendala Pencarian ABK KM Hentri

Jumat, 10 September 2021 - 12:12 WIB

Maluku Tenggara, Maluku - Pencarian 25 Anak Buah Kapal (ABK) KM Hentri di perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, Jumat (10/10) memasuki hari ketiga. Proses pencarian dimulai pagi sekitar pukul 08.10 WIT. Namun operasi tersebut sempat tertunda akibat adanya peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofika (BMKG) Stasiun Pattimura. BMKG menyebutkan tinggi gelombang di perairan tersebut mencapai lima meter.

Gelombang tinggi kisaran 2,5 meter hingga 6 meter terjadi hampir di seluruh perairan Maluku.

Tim gabungan baru melakukan  pencarian setelah berkomunikasi dengan BMKG terkait kondisi perairan di sekitar perairan Tanimbar Kei.

Pencarian pun dilakukan dengan mengerahkan Tim Rescue Unit Siaga SAR Dobo dan Tual, beserta unsur potensi SAR menggunakan Kapal KP 3002 Teluk Ambon milik Polairud Polda Maluku menuju Lokasi terbakarnya KM Hentri.

“Guna melaksanakan Operasi SAR pada koordinat 6° 18’ 32.10’’ S - 132° 17’ 17.34’’ E, Jarak ± 121,38 NM dengan Heading 253° arah Barat Daya dari Unit Siaga SAR Dobo,” kata Mustari dalam rilisnya kepada awak media, Jumat siang.

Pencarian terhadap 25 ABK KM Hentri ini kata Mustari, melibatkan Unit Siaga SAR Dobo, Pos SAR Tual, Polairud Polda Maluku, Polairud Polres Dobo, Lanal Tual, serta Lantamal IX Ambon.

Selama Operasi pencarian oleh tim SAR Gabungan, menurut Mustari, cuaca diselimuti hujan ringan, angin Timur – Tenggara berkecepatan 25 knots, dan rata-rata tinggi gelombang mencapai 5 Meter.

Sementara itu, Pos SAR Tual kata Mustari juga masih terus berkoordinasi dengan pihak TNI Polri seperti Dandim 1503 Maluku Tenggara dan Wakapolres Maluku Tenggara untuk melibatkan Unsur Potensi SAR yang ada di Pulau Tanimbar.

“Babinsa dan Bhabinkamtipmas juga kita minta tolong komunikasi dalam pengerahan masyarakat setempat untuk pelaksanaan Operasi SAR bila memungkinkan cuaca membaik, dikarenakan sampai saat ini wilayah Perairan Maluku Tenggara terpantau WARNING sampai beberapa hari ke depan,”ucapnya.

Selain itu, kata Kepala Kantor SAR Ambon ini, Basarnas juga terus berkoordinasi dengan Guspurla Ambon dalam hal Pengerahan Unsur Potensi SAR dengan menggunakan Kapal KRI LAYARAN untuk pelaksanaan Operasi SAR KM.HENTRI diperairan Pulau Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara.

Kapal Motor (KM) Hentri, sebuah kapal nelayan penangkap cumi dilaporkan terbakar di perairan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Lokasi kejadian tepatnya berada di perairan antara Pulau Molu Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar.

Berdasarkan informasi dari Kantor SAR Ambon, kebakaran kapal penangkap cumi ini mengakibatkan 2 Anak Buah Kapal meninggal dunia dan 25 orang ABK dinyatakan hilang setelah peristiwa tersebut.

Peristiwa nahas itu menurut Mustari, terjadi pada hari Jumat 3 september 2021, sekitar pukul 05.00 pagi WIT.

“Kantor SAR Ambon baru mengetahui peristiwa ini berdasarkan informasi pihak KP3 Tual, Rrabu tengah malam, sekitar pukul 12.30 WIT,” kata Mustari dalam rilis Kantor SAR Ambon, Kamis (9/9).

Berdasarkan informasi yang diterima SAR Ambon, kata Mustari, kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta hendak menuju Merauke, Provinsi Papua pada tanggal 15 Agustus.

Dijelaskan, selama berlayar, sesampainya di perairan Kepulauan Tanimbar sekitar 50 mil antara Perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara, kapal diterjang gelombang setinggi 3 meter sehingga mengalami guncangan hebat dan muncul asap hitam tebal dan kobaran api dari dalam kapal sekitar pukul 5 dini hari tanggal 3 September 2021.

“Dari data BMKG yang kami terima saat kejadian, saat itu hujan ringan, Angin Timur – Tenggara 8 – 25 Knots, serta tinggi gelombang 2,5 – 4,0 M,”jelasnya.

Peristiwa itu mengakibatkan kebakaran hebat terjadi pada KM HENTRI. Sementara para ABK berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke dalam air.

Peristiwa nahas ini mengakibatkan 2 orang ABK meninggal dunia karena terjebak di dalam kapal, sementara 5 orang ABK berhasil selamat, dan 25 orang ABK lainnya dinyatakan hilang.

Informasi yang diterima Basarnas Ambon, pada saat KM Hentri terbakar, sebanyak 30 orang ABK melompat menyelamatkan diri ke dalam air dan hanyut terbawa arus sekitar 20 mil dari Pulau Mulo.

Pada tanggal 6 September sekitar pukul 13.00 WIT, 5 orang ABK berhasil di temukan oleh Kapal Motor Pencari Telur Ikan yang berasal dari Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku tenggara dalam keadaan selamat dan dievakuasi ke Desa Mun Pulau Tanimbar Kei guna mendapatkan perawatan.

“Sebanyak 30 orang kami melompat ke dalam air dan berenang menjauhi kapal, namun karena tinggi gelombang Sebagian dari kami terpisah dan hilang, hanya kami yang berhasil selamat,” ungkap Mustari meniru pernyataan salah satu korban yang selamat.

Kelima korban yang berhasil ditemukan dan diselamatkan oleh nelayan asal Pulau Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara saat ini berada di Desa Mun Pulau Tanimbar guna mendapatkan perawatan.

Kelima korban diantaranya, Ardin Rahman (Sukabumi), Angga Framudia (Sukabumi), Hengky (Palembang), Asep Suryana (Sukabumi), serta La Asri(Ambon).

Hingga kini kelima korban yang selamat sudah dalam kondisi membaik. Direncanakan kelma ABK ini akan dievakuasi ke Kota Tual oleh Tim Rescue Pos SAR Tual. Namun masih terkendala peringatan WARNING dan cuaca ekstrim. (Christ Belseran/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral