Rempang, sebuah pulau yang pernah menjadi pusat perhatian rakyat Indonesia. Hal ini tak lain karena kericuhan yang terjadi antara rakyat dan perintah soal
Menteri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan produsen kaca asal China, Xinyi Group, akan tetap melanjutkan rencana investasinya di Rempang.Â
Imbas dari bentrok yang terjadi di Rempang Batam, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia diminta untuk membebaskan sejumlah pendemo yang saat ini masih ditahan.
Hasil penyelidikan NCW teridikasi dugaan korupsi dan pengaturan nilai investasi Xinyi Grup guna untungkan para pihak Proyek Strategis Nasional Rempang Eco-City
Masih bicara soal konflik Rempang, terbaru ini Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia tegaskan pemerintah tidak memberikan perlakuan khusus untuk inves
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan terus berkoordinasi dan meyakinkan Xinyi Group meski ada konflik di Rempang, Kepulauan Riau.
Salah satu perwakilan warga Pasir Panjang bersikeras menolak relokasi atas konflik agraria yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (26/5).
Akibat investasi Xinyi Glass Holdings Limited di Pulau Rempang. Membuat satu per satu warga asli Rempang harus meninggalkan kampung halamannya. Hal itu juga
Panglima Pajaji kembali jadi perbincangan hangat publik, Panglima Suku Dayak itu memberi ultimatum akan turun gunung bersama pasukannya membela warga Rempang.
Konflik agraria yang terjadi Pulau Rempang yang mengakibatkan bentrokan aparat dengan warga Rempang yang menolak relokasi, Walikota Batam buka suara soal kisruh
Belakanganperhatian publik tertuju pada pulau Rempang Batam yang akan disulap menjadi Rempang Eco-City. Adapun salah satu pihak yang disebut akan menanamkan investasi jutaan dollar yakni Investor asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd yang merupakan pabrik raksasa yang memproduksi kaca.
Perusahaan asing asal China Xinyi Glass Holdings Ltd tertarik berinvestasi ratusan triliun di proyek Rempang Eco City, Pulau Rempang, Batam karena tergiur akan sumber daya alam yakni pasir kuarsa