Blak-blakan! Perwakilan Warga Tegas Menolak Relokasi dari Rempang, Kepala BP Batam Komentar Begini
- Kolase tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu perwakilan warga bersikeras menolak relokasi atas konflik agraria yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (26/5/2023).
Terbaru, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, memastikan pihaknya akan terus memaksimalkan pendataan terhadap warga yang terdampak pengembangan Rempang Eco City.
Muhammad Rudi menyebut jika tim pendataan masih akan bekerja maksimal untuk menyampaikan sosialisasi terkait hak-hak masyarakat dalam pembangunan kawasan.
"Tenggat waktu 28 September 2023 mendatang bukan batas akhir. Kami berharap, proses pergeseran warga terselesaikan dengan baik dan lebih cepat," ungkap Rudi saat menghadiri silaturahmi bersama masyarakat Rempang di Asrama Haji Batam Center, Minggu (24/9/2023).
Muhammad Rudi, walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam sedang melakukan sosialisasi kepada warga Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam, Kamis (21/9/2023) bertempat di Masjid Nurul Sabil.
![]()
Muhammad Rudi, Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam melakukan sosialisasi terhadap warga Pasir Panjang terkait rencana relokasi.
Sementara itu, salah satu perwakilan warga bernama Riska mengaku sempat ada perdebatan ketika sosialisasi, karena ada warga yang setuju dan tidak setuju akan dilakukannya relokasi.
"Kami kebanyakan dari pihak yang tidak setuju," ujar perwakilan warga yang dilansir dari youtube tvOnenews.
"Ini tidak setujunya karena apa?" tanya tim Fakta tvOne.
"Kami tidak mau direlokasi, ini tanah leluhur kami, gak mau walaupun di Rempang. Kalau udah hilang dari lokasi kami, ya udah berarti hilang gitu, udah nggak ada lagi leluhur kami di sini," jelasnya.
Di dalam sosialisasi tersebut, Riska mengungkapkan hak suaranya untuk menolak direlokasi dari kampungnya di hadapan Walikota Batam.
"Perkenalkan nama saya Riska, saya di sini sebagai perwakilan dari masyarakat Pasir Panjang yang tidak setuju dengan adanya relokasi pak," ungkapnya.
"Kami keluarga besar adat Melayu tempatan Kampung Tua Pasir Panjang, perempuan cate Batam Provinsi Kepulauan Riau, Republik Indonesia.'lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut, Allahu Akbar," tegasnya.
![]()
Salah satu perwakilan warga Pasir Panjang yang menolak direlokasi.
Kemudian, Muhammad Rudi selaku Walikota Batam berbicara soal rencana lokasi relokasi warga yang meminta ke Tanjung Banon yang awalnya ke Dapur 3. Menurutnya hal itu tidak masalah
Load more