Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencatat adanya kesinambungan perbaikan di pasar obligasi negara pada Kuartal III/2025 seiring turunnya yield SUN (Surat Utama Negara) yang terus berlanjut.
Sri Mulyani menjelaskan, total seri surat utang yang dimenangkan pemerintah Indonesia hanya sebanyak enam seri dengan imbal hasil atau yield yang beragam.
Pemerintah menyerap dana sebesar Rp25 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) dari total penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp44,27 triliun.
Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara ORI026-T3 dan ORI026-T6. Kedua Obligasi Ritel ini menawarkan tingkat kupon 6,30% dan 6,40% dan bisa dibeli di BRImo.
SUN ini diterbitkan melalui mekanisme private placement senilai Rp3 triliun pada 27 Agustus 2024, dengan transaksi yang telah dilakukan pada 22 Agustus 2024.
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengingatkan ancaman dari utang jatuh tempo pemerintah sebesar Rp800 triliun pada 2025.Â
Posisi utang pemerintah sampai dengan akhir Juli sebesar Rp7.855,3 triliun. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, nilai utang pemerintah naik sekitar Rp 50,11triliun.
Instrumen investasi Surat Utang Negara (SUN) dominan diminati oleh ibu rumah tangga, selain mahasiswa. Hal ini diungkapkan oleh Meenkeu RI Sri Mulyani.
Pemerintah menambah kuota penerbitan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi Rp15 triliun setelah sebelumnya capaian penerbitan SBR ini terserap pasar hingga hampir 100 persen dari target awal penerbitan.