Performanya Turun Drastis di MotoGP 2025, Francesco Bagnaia Akhirnya Temukan Kesalahannya di Musim Lalu
- ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
tvOnenews.com - Francesco Bagnaia masih berusaha menutup lembaran kelam MotoGP 2025 yang menjadi salah satu musim tersulit sepanjang kariernya di kelas utama.
Juara dunia tiga kali itu mengawali musim dengan masalah kepercayaan diri saat menunggangi Ducati Desmosedici GP25 yang tak memberi rasa nyaman.
Bagnaia berharap kendala tersebut akan teratasi seiring waktu, seperti yang pernah ia alami pada musim-musim sebelumnya bersama Ducati.
- ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Â
Namun kenyataannya, ia tak pernah menemukan perasaan yang sama seperti saat menggunakan prototipe GP24 pada musim 2024 lalu.
Beberapa momen gemilang sempat hadir, termasuk kemenangan sempurna di MotoGP Jepang dengan pole position dan dua kemenangan balapan.
Sayangnya, performa impresif di Motegi gagal diulang pada paruh akhir musim, sehingga konsistensi Bagnaia terus menurun.
Pembalap asal Turin itu menutup MotoGP 2025 di posisi kelima klasemen, kalah dari Alex Marquez, Marco Bezzecchi, dan Pedro Acosta.
Sementara itu, rekan setimnya Marc Marquez justru mengunci gelar juara dunia kesembilan dengan motor serupa, lima seri sebelum musim berakhir.
Bagnaia pun mengakui kesalahan terbesarnya, yakni terlalu memaksakan mencari sensasi GP24 pada motor GP25 yang memiliki karakter berbeda.
"Kesalahannya adalah memulai dengan pemikiran bahwa potensi saya dengan GP24 sangat tinggi. Jadi ini bukan masalah adaptasi dengan GP25, ini lebih tentang saya mencari perasaan yang saya miliki di atasnya, tetapi itu tidak pernah datang," ujar Bagnaia.
Ia optimistis ketenangan dan kecepatan akan kembali jika perasaan tersebut berhasil ditemukan pada musim 2026 mendatang.
"Jadi saya tahu potensinya ada di sana, saya tahu kecepatannya belum hilang. Kami harus bekerja untuk menemukan perasaan itu lagi," tambahnya.
Bagnaia juga menepis anggapan harus lebih agresif di lintasan dengan menegaskan dirinya tak pernah ragu bertarung saat dibutuhkan.
Menutup refleksinya, pembalap bernomor 63 itu menyebut kesulitan mulai terasa sejak balapan Jerez dan terus memburuk hingga akhir musim.
"Saya harus mengatakan bahwa kesulitan dimulai pada balapan di Jerez, sirkuit yang saya kenal dengan baik," tutup Bagnaia.
Load more