Max Verstappen DNF Sementara Yuki Tsunoda Finis Posisi Terakhir, Kelemahan Red Bull Terungkap di F1 GP Austria 2025
- F1
tvOnenews.com - Balapan di F1 GP Austria 2025 akhir pekan lalu menyisakan banyak pertanyaan besar untuk tim Red Bull Racing.
Pengamat F1 dari Sky Sports, Ted Kravitz, bahkan melontarkan kritik tajam usai Max Verstappen gagal finis akibat insiden dengan Kimi Antonelli di lap pertama F1 GP Austria 2025.
Antonelli, yang membela Mercedes, dinilai melakukan kesalahan dalam pengereman di Tikungan 3.
- F1
Kontak dengan Verstappen tak terhindarkan, dan keduanya harus keluar lebih awal dari persaingan.
Ini menjadi momen pahit bagi Red Bull yang sedang tampil di kandang sendiri, apalagi Yuki Tsunoda juga gagal menyumbang poin setelah dijatuhi penalti karena tabrakan dengan Franco Colapinto.
Kravitz menyebut absennya Verstappen di lintasan langsung memperlihatkan betapa sulitnya mengendalikan mobil Red Bull saat ini.
Melansir dari laman crash, ia menyoroti bahwa tanpa sang juara bertahan, mobil RB21 terlihat nyaris tak bisa dikemudikan dengan layak oleh pembalap lainnya.
"Apa yang terjadi ketika Max Verstappen disingkirkan dari balapan oleh Kimi Antonelli di awal balapan? Yah, sepertinya tidak ada seorang pun di mobil yang lain. Jadi Red Bull kedua ini hampir tidak bisa dikendarai," kata Kravitz.
- F1
Ia juga membela para pembalap Red Bull sebelumnya yang kerap jadi kambing hitam saat tak tampil maksimal.
Kravitz menegaskan bahwa persoalannya bukan pada skill pengemudi, melainkan mobil itu sendiri.
"Saya kira mobil itu identik dengan mobil Red Bull lainnya, tetapi tidak ada yang bisa mengendarainya. Jadi, ini bukan salah Yuki Tsunoda, bukan salah Liam Lawson, atau Sergio Perez. Ini bukan salah Daniel Ricciardo. Ini bukan salah satu dari mereka. Ini salah mobilnya.” lanjutnya.
Pernyataan Kravitz menjadi peringatan serius bagi Red Bull. Deretan pembalap yang kesulitan menjinakkan mobil Red Bull, mulai dari Daniel Ricciardo, Sergio Perez, Alex Albon, hingga Liam Lawson, kini mendapat pembelaan kuat.
Masalah konsistensi performa seolah bukan pada individu, tetapi pada konsep mobil itu sendiri.
Load more