Kisah Manis Elena Rybakina Juarai Wimbledon Jadi Akhir Pahit Dongeng Ons Jabeur
- ANTARA FOTO/REUTERS
Sepanjang turnamen dia senantiasa dilabeli kata "petenis kelahiran Rusia" yang sepertinya untuk menegaskan ironi larangan kepada petenis Rusia.
Tetapi petenis putri bertinggi 1,84 meter itu menegaskan bahwa dia sepenuhnya untuk Kazakhstan.
"Saya bermain untuk Kazakhstan sejak lama. Saya senang sekali bisa mewakili Kazakhstan," kata petenis berperingkat 23 dunia itu setelah mengalahkan Simona Halep dalam semifinal.
"Mereka (Kazakshtan) mempercayai saya," sambung dia seperti dikutip ESPN, seolah membuat ironi lain untuk nasib hidupnya yang pernah ditolak federasi tenis Rusia sehingga terdorong pindah kewarganegaraan ke Kazakhstan yang 19 persen berpenduduk beretnis Rusia dan berbatasan dengan Rusia di utara.
Rybakina enggan terus-terusan ditanya berapa lama menghabiskan waktu di Moskow yang sampai kini menjadi tempat tinggal utamanya. Rybakina berkilah bahwa dia lebih sering berlatih di Slovakia dan Dubai.
Bukan cuma Rybakina
Bukan hanya Rybakina petenis asal Rusia yang membela Kazakhstan. Masih ada pemain-pemain seperti Alexander Bublik, Dmitry Popko dan Mikhail Kukushkin yang adalah tiga teratas sektor putra di Kazakhtan. Kukushkin yang kini berusia 34 tahun bahkan sudah memegang paspor Kazakhstan sejak 2008.
Dalam kompetisi beregu, petenis putri Kazakhstan yang paling sukses sebelumnya adalah Galina Voskoboeva, juga kelahiran Moskow.
Rybakina adalah salah satu dari segelintir petenis yang menjuarai Grand Slam dalam final pertamanya dalam turnamen utama tenis ini.
Perjalanan Rybakina sampai final Wimbledon pun melelahkan karena hampir dilalui dengan pertarungan-pertarungan sengit, kecuali saat menundukkan Simona Halep dalam semifinal.
Dia mengalahkan Coco Vandeweghe pada babak pertama lewat tiebreak, demikian pula Bianca Andreescu pada babak kedua dan Zheng Qinwen pada babak ketiga.
Setelah mengalahkan Petra Martic pada babak keempat, dia maju ke perempat final untuk menghadapi Ajla Tomljanovic yang dia kalahkan dalam tiga set. Usai menundukkan Simona Halep 6-3, 6-3 dalam semifinal, dia mengalahkan Ons Jabeur dalam final.
Senjata andalannya adalah servis kencang yang membuat dia bisa menyusul ketertinggalan satu set dari Jabeur, sebelum merampas dua set berikutnya dengan menghujani petenis Tunisia itu dengan rangkaian servis geledek.
Load more