Kisah Manis Elena Rybakina Juarai Wimbledon Jadi Akhir Pahit Dongeng Ons Jabeur
- ANTARA FOTO/REUTERS
Dia juga memiliki rahasia lain berupa semangat berjuang yang tinggi yang membuatnya terlihat tenang kala ditekan lawan sekalipun gugup saat set pertama melawan Jabeur.
Kini berperingkat 23, Rybakina menjadi petenis putri pertama non 20 besar WTA yang menjuarai Wimbledon sejak Venus Williams pada 2007.
Dia juga petenis putri pertama yang menang di All England Club setelah tertinggal dalam set pertama sejak Amelie Mauresmo pada 2006, dan wanita termuda yang menjuarai Wimbledon sejak Petra Kvitova pada 2011.
Dia berterima kasih kepada Kazakhstan yang telah menampungnya ketika di negeri asalnya di Rusia dianggap sebelah mata.
"Kazakhstan mendatangi saya dan mereka memberikan segalanya kepada saya," kata Rybakina seperti dikutip AFP.
Perjalanannya dari Rusia ke Kazakhstan difasilitasi oleh ketua federasi tenis Kazakhstan yang juga pengusaha kaya raya, Bulat Utemuratov, yang menurut majalah Forbes memiliki kekayaan 2,5 miliar dolar AS (Rp37,4 triliun).
Utemuratov hadir di lapangan ketika Rybakina dianugerahi trofi juara tunggal putri Wimbledon oleh Kate Middleton yang bergelar Duchess of Cambridge dan bernama resmi Putri Chaterine, sang istri Pangeran William.
Hanya soal waktu
Kemenangan Rybakina juga mengartikan berakhirnya dongeng perjalanan Ons Jabeur.
Sebelum dikalahkan Rybakina, petenis Tunisia ini sudah membayangkan dirinya berbicara di depan audiens Centre Court sambil memegang trofi juara.
Sesungguhnya dia dan Rybakina berusaha menjadi orang pertama di negaranya masing-masing yang menjuarai Wimbledon dan sekaligus Grand Slam. Bahkan Jabeur bisa menjadi petenis Arab dan Afrika pertama yang menjuarai turnamen utama tenis tersebut.
"Elena mencuri gelar saya," kata Jabeur berseloroh, saat penyerahan trofi setelah dikalahkan petenis yang lebih muda empat tahun dibandingkan dirinya itu.
Petenis berusia 27 tahun tersebut juga tak berhasil membuat rakyat Tunisia dan Arab menikmati sukses juara Grand Slam sambil merayakan Idul Adha.
"Saya sangat menginginkan gelar itu. Mungkin karena terlalu menginginkannya, saya gagal mendapatkannya," kata Jabeur seperti dikutip Reuters.
"Saya sudah melakukan segalanya sejak awal tahun ini agar benar-benar fokus kepada turnamen ini. Saya bahkan punya foto trofinya dalam ponsel saya," sambung dia dalam gaya jenaka.
Load more