Tak Mau Ditutup-tutupi Lagi, Megawati Hangestri Akui Hampir Cuma Satu Musim di Red Sparks Gegara Sempat Dapat Ancaman Begini ...
- KOVO
tvOnenews.com - Publik dan fans Voli Korea hampir saja kehilangan Megawati Hangestri di tengah kompetisi di musim keduanya di Liga Voli Korea.
Pasalnya, saat membela Red Sparks, Megatron mengaku sempat mendapat ancaman hingga hampir saja kariernya di Korea terancam tidak dapat dilanjutkan. Kok bisa? simak cerita lengkapnya di bawah ini.
Pevoli asal Jember itu juga berhasil menyabet gelar MVP putaran pertama Liga Voli Korea atau V-League dan terpilih dalam jajaran pemain All Star Liga Voli Korea di musim pertamanya.
Tak cukup sekali, pada musim keduanya Mega kembali terpilih sebagai pemain All Star Liga Voli Korea musim 2024-2025.
Ko Hee-jin membentuk senjata baru di Red Sparks, menemukan pengganti Giovanna Milana dan Lee So-young.
Pelatih termuda di V-League itu menduetkan Megawati Hangestri bersama Vanja Bukilic dan Pyo Seung-ju.
Terbukti secara perlahan, trio MVP (Megawati, Pyo Seung-ju, Vanja Bukilic) menjadi senjata mematikan bagi Red Sparks.
- Red Sparks
Megawati Hangestri menuliskan sejarah baru bagi Red Sparks dalam meraih 13 kemenangan beruntun, melampaui rekor tim sebelumnya yang hanya 8 kemenangan beruntun.
Pemain andalan timnas voli putri Indonesia ini juga terpilih sebagai MVP dua kali secara beruntun (Putaran ketiga dan Keempat V-League 2024-2025).
Dalam voting, Mega berhasil mengalahkan rival sekaligus idolanya yakni Ratu Voli Korea, Kim Yeon-koung.
Tak hanya itu, Megawati Hangestri berhasil membawa tim berjuluk Red Force itu runner-up Liga Voli Korea usai bertarung 5 game melawan Pink Spiders yang diperkuat oleh Kim Yeon-koung.
Megatron hampir berhenti dari Red Sparks
Pada awalnya Megawati Hangestri menceritakan cita-citanya sejak kecil, justru bukan pemain Voli.
Megatron sangat ingin menjadi Polwan (Polisi Wanita).
"Dulu pingin jadi Polwan, tapi seiring berjalannya waktu sudah hilang cita-citanya," ujar Megawati Hangestri dilansir dari youtube sport77.
"Mungkin aku gak cocok aja di jalan itu, aku lebih suka yang nggak diatur aja, aku suka yang bebas aja" sambungnya.
Kemudian, Mega mengatakan bahwa sejak pindah dari Jember ke Surabaya, dirinya mendeklarasikan akan berkarier menjadi atlet profesional voli.
"Datang ke Surabaya, ikut voli tahun 2013, dari situ aku berpikir lebih cocok di Voli daripada Polwan," ujarnya.
"Sebenarnya jadi Polwan bisa, karena kan banyak atlet yang juga jadi polwan. Jadi aku udah ditawarin semua, tapi aku nggak mau," tuturnya.
Mega pun mengungkapkan fakta saat dirinya membela Red Sparks, dan hampir saja berhenti di tengah kompetisi V-League.
"Aku udah datang ke Red Sparks nih, pulang lagi ditelpon buat main di PON, kalau nggak main di PON, surat aku main di Korea tidak dikeluarin," ujarnya.
"Jadi gimana dong? yaudah main, nggak apa-apa bela dulu daerahnya," pungkasnya.
Hal itu mendapat respons dari Coach Riphan yang menjadi host dalam podcast tersebut.
Ia menganalogikan level pemain yang dihadapi Megawati Hangestri untuk turun di PON (Pekan Olahraga Nasional) yang sudah tidak setara lagi.
"Kebayang nggak sih ngelawan pemain bulutangkis PON melawan Taufik Hidayat (juara Olimpiade)," ujarnya.
- KOVO
Sekedar informasi, PON 2024 merupakan kesempatan terakhir Megawati Hangestri untuk mengikuti ajang tersebut.
Cabang olahraga Voli di PON menerapkan aturan batasan usia 25 tahun, di mana kebetulan Megatron baru menginjak di usia tersebut.
Kehadiran Megawati Hangestri untuk tim Jatim sangat membawa dampak besar, Kontingen Jatim sukses menaklukkan Jabar 3-1 di partai final.
Alhasil tim Voli Putri Jatim mendapatkan emas PON berkat Megawati Hangestri.
Tak cukup lama, Mega langsung terbang kembali ke Korea Selatan untuk bergabung dengan Red Sparks dan bermain di KOVO CUP 2024. (ind)
Load more