“Kami juga berterima kasih kepada Kedutaan Prancis di Indonesia, khususnya bagian konsuler visa yang membantu mempercepat penerbitan visa. Namun demikian ada keterbatasan penerbitan visa, termasuk kategori olympic familiy karena harus mendapatkan persetujuan dari konsuler visa yang dibentuk pemerintah Prancis untuk menangani penerbitan visa terkait akreditasi peserta Olimpiade, baik itu atlet maupun official,” tambahnya.
Raja Sapta Oktohari tak hanya mendampingi atlet yang sedang berjuang, namun juga berbagi tugas dengan Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia Anindya Bakrie. Ia turut memanfaatkan momentum Olimpiade untuk berdiplomasi dengan berbagai stakeholder olahraga dunia.
Mulai dari Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach, David Lappartient President Komite Olimpiade Prancis yang juga IOC Member sekaligus Presiden Balap Sepeda Dunia (UCI), Stephan Fox President SportAccord.
Kemudian AIMS (Alliance of Independent Recognised Members of Sport), Witold Banka (Presiden WADA), Joel Bouzou (President World Olympians Association), Sheikh Joaan bin Hamad Al-Thani (NOC President of Qatar) dan beberapa nama lain.
Diplomasi ini merupakan bagian penting dalam memperkuat hubungan dan meningkatkan pengaruh Indonesia dalam skup olahraga dunia. Lewat diplomasi yang dilakukan diharapkan posisi Indonesia bisa lebih diperhitungan dalam percaturan olahraga dunia.
Sementara itu, NOC Indonesia juga sudah berusaha maksimal memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh kontingen Tim Indonesia serta tamu negara yang hadir di Paris.
Dalam pelaksanannya, NOC Indonesia tetap terikat dengan aturan yang telah dikeluarkan Paris Olympic Organizing Committee (POOC) dan International Olympic Committee (IOC).
Load more