Jakarta, tvOnenews.com - CdM Tim Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie mengapresiasi raihan medali yang menyamai catatan 32 tahun lalu.
Pada Olimpiade Barcelona 1992 yang dipimpin oleh sang ayah, Aburizal Bakrie, Tim Indonesia berhasil mencatatkan dua medali emas, dua medali perak dan satu medali perunggu.
Kini, catatan 32 tahun lalu itu pun terulang kembali setelah enam edisi Olimpiade tak pernah mencapai dua medali lagi.
Tak hanya mendapati catatan 32 tahun yang kembali terulang, peringkat Indonesia di klasemen medali-pun langsung meroket.
Dari peringkat 70 pada Kamis (8/8/2024), kemudian melesat ke peringkat 28 besar dengan total dua medali emas dan satu medali perunggu.
Bagi Anindya Bakrie, pencapaian ini tak hanya soal kebanggaan semata, tapi juga bagaimana atlet Indonesia bisa menaklukan negara adidaya.
Sebut saja saat Veddriq Leonardo berhasil mengalahkan wakil China, Wu Peng dan wakil Amerika Serikat, Sam Watson.
"Terima kasih sekali kita bisa mendapatkan dua medali emas, dan ini kali pertama emas diluar badminton. Ini menandakan Indonesia bisa bersaing dengan siapapun termasuk Cina dan Amerika Serikat," kata Anindya Bakrie.
Selain itu, Anin pun mengapresiasi semangat Rizki Juniansyah yang mau melewati batas kemampuannya sendiri.
Meski wakil China, Shi Zhiyong gagal mengangkat beban di sesi clean & jerk mencapai 191 kilogram, Rizki justru berani menembus rekor Olimpiade dengan mengangkat beban hingga 199 kg.
"Bangga dengan Veddriq dan Rizki juga semua supporting system. Ini kerja keras tim juga sebagai kado ulang tahun Indonesia ke-79," ujar Anindya Bakrie.
Sementara itu, medali emas pertama dari sport climbing nomor speed melalui Veddriq Leonardo dengan catatan Waktu 4,75 detik setelah memanjat papan setinggi 15 meter. Di final Veddriq mengalahkan Wu Peng (Cina) dan perunggu Sam Watson (Amerika Serikat).
"Tanpa disadari banyak kode-kode alam Catatannya 4,75 detik. Kalau dijumlah 4+75 jadi 79 sama dengan HUT RI ke-79. Ini mendakan alam dan Tuhan berpihak kepada kita dan atlet yang telah berjuang serta kompak para pengurusnya," papar Anin.
Sejak Indonesia mengkuti Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, total atlet Indonesia sudah mengoleksi 40 medali dan 10 diantaranya medali emas.
Medali pertama diraih pada Olimpiade Seoul 1988, yakni meraih medali perak lewat tiga Srikandi panahan Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani. Indonesia di peringkat 36.
Emas pertama diraih pada Olimpiade 1992 Barcelona dan langsung dua medali emas melalui cabang bulutangkis tunggal putra Alan Budi Kusuma serta tunggal putri Susi Susanti. Total Indonesia meraih dua emas, dua perak, satu perunggu di peringkat 24 klasemen medali.
Kemudian tradisi medali emas Indonesia selalu terjaga mulai Atalanta 1996 di peringkat 41 dengan 1 emas, 1 perak, 2 perunggu. Di Olimpiade Sydney 2000 di peringkat 38 dengan 1 emas, 3 perak, 2 perunggu.
Pada penampilan Tim Indonesia di Olimpiade Athena 2004 berada di peringkat 48 dengan 1 emas, 1 perak, 2 perunggu. Olimpiade Beijing 2008 di peringkat 40 dengan 1 emas, 1 perak, 4 perunggu.
Olimpiade London 2012 Indonesia belum berhasil menjaga tradisi emas hanya meraih dua perak dan satu perunggu di peringkat 60.
Tradisi emas kembali terjaga pada Olimpiade Rio 2016 di peringkat 46 dengan 1 emas, 2 perak. Olimpiade Tokyo 2020 di peringkat 55 dengan 1 emas, 1 perak, 3 perunggu.
"Bersyukur Indonesia peringkatnya melesat di klasemen Ini kerja keras semua pihak mulai dari pemerintah, NOC, KONI, cabang olahraga, insan olahraga dan semua pihak yang mendukung. Sekali lagi terima kasih lagu Indonesia Raya bisa berkumandang dua kali. Terakhir kali 32 tahun lalu pada Olimpiade Barcelona 1992," ucap Anin. (hfp)
Load more