ADVERTISEMENT
Advertnative
Meski begitu, penghargaan sebagai opposite terbaik malah jatuh ke tangan Gyselle Silva dari GS Caltex yang hanya satu kali meraih MVP dan tidak mengantarkan timnya ke partai puncak.
Tak heran bila banyak netizen Indonesia menilai keputusan ini sebagai bentuk ketidakadilan, bahkan ada yang menyebut KOVO rasis dan hanya memanfaatkan popularitas Megawati demi kepentingan promosi.
“Kalau Mega orang Korea atau Thailand, tetap layak jadi Best Opposite. Ini dzolim!” tulis seorang netizen.
“Mega rank satu di empat kategori serangan, tapi malah gak masuk Best 7. Votingnya pada mabok apa gimana?” komentar lainnya.
Tak sedikit pula yang menyuarakan kekecewaan mereka dengan menyerukan boikot terhadap V-League musim depan.
Bagi mereka, ini bukan sekadar soal statistik atau penghargaan, tapi juga tentang penghargaan terhadap kerja keras dan profesionalisme atlet.
Sejumlah fans menilai bahwa seperti halnya Giovanna Milana, Megawati pun hanya dipandang sebagai komoditas oleh liga dan federasi Korea.
Load more