Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah memutuskan bahwa 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Jumat 1 Juli 2022. Dengan begitu Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Minggu 10 Juli 2022. Pada bulan terakhir dalam penanggalan Hijriah ini banyak kesempatan untuk mendapatkan pahala. Salah satu ibadah yang paling dianjurkan adalah puasa Dzulhijjah.
Hal ini karena di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah terdapat banyak keistimewaan. Melansir laman Nahdlatul Ulama (NU) berikut niat dari puasa Dzulhijjah:
Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya, "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala."
Niat puasa sunnah pada 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah):
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ”.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
Bukan tanpa alasan, permulaan bulan Dzulhijjah menjadi waktu yang diistimewakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab amal kebaikan yang dilakukan di awal bulan Dzulhijjah sangat dicintai Allah SWT.
Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari, Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah." Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?". Beliau menjawab, "Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.“ (HR. Bukhari)
Selain berpuasa ada juga amalan lain yang dianjurkan, yakni:
Memperbanyak dzikir seperti takbir, tahlil, dan tahmid pada 10 hari pertama Dzulhijjah secara khusus difirmankan Allah dalam Al-Qur’an di surat Al Hajj ayat 28 yang artinya,
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al Hajj: 28)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan kalimat “Hari-hari yang telah ditentukan" pada ayat tersebut sebagai 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Kita sebagai manusia tentu tak luput dari dosa, baik yang kita sadari atau tidak. Maka pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah bisa menjadi momentum bertaubat dan meningkatkan ketaatan kepada Allah.
Dari Abu Hurairah ra. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya,” (Muttafaqun ‘Alaih)
Oleh karena itu, tinggalkan perbuatan yang dilarang agama dan perbanyaklah amal shalih. Apalagi amalan-amalan yang dilakukan di 10 hari pertama Dzulhijjah akan mendapatkan keutamaan yang lebih.
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah
Keistimewaan bulan Dzulhijjah adalah karena Bulan Dzulhijjah merupakan bagian dari bulan-bulan keutamaan (asyhurul fadhilah) dan bulan-bulan mulia (asyhurul haram).
Di dalam bulan Dzulhijjah banyak umat muslim yang diberi kemampuan untuk menunaikan haji, menyempurnakan rukun Islam yang kelima, dan ta'abbud lillah, yakni beribadah haji semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji orang (riya’) atau karena ingin mendapatkan gelar haji, dan bukan karena motif-motif lainnya.
Dikutip dari berbagai sumber, nama Dzulhijjah memiliki arti menunaikan ibadah haji. Penamaan bulan Dzulhijjah dikarenakan umat Islam terus menunaikan ibadah haji sejak zaman Nabi Adam AS.
Bulan Dzulhijjah juga termasuk dalam bagian yang disebut dengan empat bulan suci (Syahr al-Haram). Tiga bulan lainnya yang masuk dalam Syahr al-Haram adalah bulan Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab.
Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang sangat agung dan dihormati, termasuk dalam bagian bulan-bulan Haram yang Allah sebutkan dalam Al-Quran yang artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu berbuat zalim terhadap dirimu dalam bulan yang empat itu…” (QS. at-Taubah : 36).
Wallahualam
(put)
Load more