Niatnya Cari Kesalahan Al-Qur’an, Malah Dapat Hidayah: Kisah Mualaf Ko Wendi Mantan Pembenci Nabi Muhammad
- Tangkapan layar Youtube Kasisolusi
Jakarta, tvOnenews.com – Sebuah kisah menggetarkan hati datang dari seorang pria keturunan Tionghoa asal Kalimantan Barat bernama Ko Wendi yang dulunya dikenal sebagai pembenci Islam.
Ia bahkan pernah berencana memfitnah Nabi Muhammad ﷺ dan menulis provokasi di forum daring. Namun perjalanan yang diawali dengan kebencian justru berujung pada hidayah dan keislaman.
Awalnya Wendi mengaku ingin “membantah” Islam. Ia membaca Al-Qur’an hanya untuk mencari kesalahan.
- Tangkapan layar Youtube Kasisolusi
“Aku buka dari awal, tujuannya mau nyari yang bisa kufitnah. Tapi makin dibaca, malah nggak ketemu kesalahan,” ujarnya dalam tayangan Youtube Kasisolusi, dikutip Kamis (30/10/2025).
Wendi mengisahkan, niat jahatnya justru terbentur dengan kenyataan ilmiah yang tertulis dalam Al-Qur’an. Salah satunya ketika ia membaca ayat tentang adanya air tawar di dasar laut.
Ayat tentang dua laut yang tidak saling bercampur di surat Ar-Rahman. Ia sempat menertawakan isi ayat itu karena dianggap tidak masuk akal.
Namun beberapa jam kemudian, ia melihat tayangan ilmiah di televisi yang membuktikan adanya fenomena “halocline”, yaitu lapisan air laut dan air tawar yang tidak bercampur.
“Waktu itu aku kaget. Aku cari pagi, malamnya langsung Allah kasih bukti lewat televisi. Di situ aku nangis. Ternyata bukan Muhammad yang karang kitab ini, tapi benar-benar firman Tuhan,” ungkapnya dengan mata berkaca.
- Unsplash/Lexi T
Ia pun menelusuri topik-topik sensitif seperti poligami yang sering disalahpahami.
Dari penelitian dan perenungannya, ia justru menemukan bahwa aturan dalam Islam bukan bentuk ketidakadilan terhadap perempuan, melainkan perlindungan.
“Aku baru sadar, justru Islam yang paling menghormati perempuan,” ujarnya.
Perjalanan spiritual itu membuat Wendi akhirnya mengucapkan syahadat di Pontianak, disaksikan seorang mantan perwira Brimob.
Namun ujian datang tak lama setelahnya. Ia sempat mengalami ejekan, bahkan fitnah di lingkungan sosialnya.
- ANTARA
Load more